“Om bhupanam maukharinam kulam-atanu-guno-lam-chakar-atma-jatya sri-sardulasya yo-bhuj-jana-hridaya-haro-nantavarmma su-puttrah [..]”

“Om! He, Anantavarman, who was the exellent son, captivating the hearts of mankind of the illustrious Sardula, […]”

“Om! Dialah, Anantavarman, putra yang sangat baik, yang memikat hati umat manusia yang terkemukan dari Sardula, […] “

No. 48; PLATE XXX B.
BARABAR HILL INSCRIPTION OF ANANTAVARMAN. Corpus Inscriptionum Indicarum Vol. 3, p. 223; John Faithfull Fleet (Kolkata, India, 1888)

KHSATRAVARMAN
Nama Khsatravarman baru muncul dalam kitab Harshacharita yang ditulis oleh penyair istana (asthanakavi) bernama Banabhatta. Banabhatta sendiri yang hidup pada abad ke-7 M, adalah tokoh yang hidup semasa dengan Harshavardhana putra Prabhakaravardhana yang berkuasa atas tahta Kerajaan Pusyabhutti pada tahun 590-647 M.

Kerajaan Pusyabhutti adalah kerajaan yang berada di kawasan India Utara yang semula berpusat di Distrik Kurukhsetra Negara Bagian Haryana (nama kunonya Shtanishvara) dan kemudian memindahkan pusat ibukotanya ke Distrik Kannauj Negara Bagian Uttar Pradesh (nama kunonya Kanyakubja). Nama Kerajaan Pusyabhutti yang biasa disebut juga dengan nama Kerajaan Vardhana pertama kali didirikan oleh Pusyabhutti pada sekitar akhir abad ke-5 M.

Pusyabhutti merupakan raja pertamanya, sementara Harshavardhana merupakan raja terakhirnya. Di antara Pusyabhutti dan Harshavardhana terdapat lima raja lainnya, yakni Naravardhana, Rajyavardhana I, Adityavardhana, Prabhakaravardhana, dan Rajyavardhana II; sehingga jumlah seluruhnya adalah 7 raja, yang merentang waktunya dari abad akhir ke-5 M hingga abad pertengahan abad ke-7 M.

Kitab Harshacharita merupakan karya tulis yang dipersembahkan oleh Banabhatta sebagai penyair istana kepada Harshavardhana sebagai raja yang besar dan monumental pada zamannya dalam bentuk kisah Biografi. Bentuk penulisan yang dalam batas tertentus sudah bisa dibilang model Biografi dan Sejarah dalam bentuk Puisi oleh Banabhatta merupakan suatu trend baru yang telah berhasil diletakkan dalam khazanah keksusasteraan Sanskrit.

Karya tulis lainnya, selain dari Harshacharita yang biasa disandarkan kepada nama Banabhatta adalah kitab Candikasataka, Parvatiparinaya, dan Kadambari yang belum sempat dituntaskannya karena keburu meninggal dunia. Karya Kadambari milik Banabhatta kemudian berhasil diselesaikan oleh putranya yang bernama Bhusanabhatta. Karya Harshacharita kemudian berhasil tersampaikan bersama ulasannya melalui Shankara dengan karya Sanketa dan Ruyyaka dengan judul Harshacharitavartika yang sejauh ini bukti naskahnya belum pernah ditemukan.

Dalam kisah Harshacharita dikatakan bahwa kakak perempuan Harshavardhana yang bernama Rajyashri merupakan isteri dari raja Maukhari yang bernama Grahavarman putra Avantivarman. Pada suatu hari raja Malva yang bernama Devagupta melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Mukhari dan membuat Grahavarman terbunuh, sementara Rajyashri adik perempuan dari raja Pusyabhutti kemudian dibawa oleh pasukan Devagupta sebagai tawanan kemenangannya.

Melalui pertimbangan atas peristiwa tersebut, kakak laki-laki dari Harshavardhana yang pada waktu itu tengah berkuasa sebagai raja Pusyabhutti yang berkedudukan di Shtanishvara (Thanessar atau Khurukshetra modern), yakni Rajyavardhana kemudian memutuskan untuk menyerang Kerajaan Malva.

Dalam kondisi penyerangan terhadap Malva, datang pasukan di bawah raja Gauda yang bernama Shashanka yang menyatakan sebagai teman dan aliansi terhadap Rajyavardhana. Namun demikian pada faktanya, Shashanka dari Gauda hanya sedang melakukan drama dan tipu-muslihat belaka; karena dia sesungguhnya merupakan teman dan aliansi terhadap Devagupta dari Malva. Rajyavardhana dari Pusyabhutti pada akhirnya berhasil dikalahkan dan terbunuh oleh Shashanka.

Komandan pasukan dari Harshavardhana yang kemudian naik tahta menggantikan kaka laki-lakinya, yakni Skandagupta mengingatkan kepada Harshavardhana. Bahwa kisah tragis sebagaimana yang menimpa terhadap Rajyavardhana
sesungguhnya pernah terjadi pada masa lalu. Misalnya saja terhadap Khsatravarman yang terbunuh oleh oleh utusan musuh yang menyamar dan disusupkan pada pengisi acara kesenian yang tengah menjadi suguhannya. Khsatravarman telah terbunuh oleh pengkhianatan orang dekatnya sendiri, pekerja Seni yang berada dalam lingkaran dekat dirinya.

Demikian juga dengan apa yang menimpa Brihadratha Maurya yang terbunuh oleh pengkhianatan komandan pasukan militernya sendiri yakni Pushyamitra Sunga. Pushyamitra Sunga kemudian mendirikan Kerajaan Sunga.

Berbeda sedikit dalam penekanannya, demikian Skandagupta menceritakan kepada Harshavardhana bahwa terdapat juga kasus dimana raja Saka yang tengah menyusup dalam penyamaran pakaian wanita, kemudian dapat diketahui oleh Chandragupta dan kemudian berhasil dibunuhnya.

Uraian yang diberikan Skandagupta kepada Harshavardhana pada hakikatnya untuk membesarkan mentalnya, bahwa upaya balas dendam dan menghukum atas tragedi kematian kakak laki-lakinya dan juga penawanan atas kakak perempuannya adalah wajar dan syah untuk dilakukan dalam kapasitasnya sebagai raja.

Demikian juga dengan para ahli Sejarah, dengan membaca Harshacharita dari Banabhatta; imajinasi ilmiahnya berhasil dibawa untuk mengidentifikasi tokoh-tokoh dan titi mangsa hidupnya yang dalam batas-batas tertentu telah memberikan adanya indikasi-indikasi suatu fakta-fakta Sejarah yang dapat direkonstruksi.

Dengan adanya data-data inskripsi yang dapat dikumpulkan misalnya berupa Corpus Inscriptionum Indicarum Vol. 3 oleh Jhon Faithfull Fleet (Kolkata, India, 1888) maka bukti-bukti keras dari masa seputar kekuasaan Kerajaan Gupta dan semasanya menjadi lebih optimis untuk dapat dilakukan.

Harshavardhana dari Pusyabhutti dapat dicari pembuktian namanya pada prasasti-prasasti sebagai tokoh yang nyata. Termasuk nama kakak laki-lakinya Rajyavardhana dan ayahnya Prabhakaravardhana juga dapat diperkuat faktanya lewat inskripsi-inskripsi. Grahavarman dan ayahnya Avantivarman dari Maukhari juga dapat dibuktikan namanya dalam prasasti-prasasti. Tokoh-tokoh tersebut hidup pada suatu periode dimana Kerajaan Gupta runtuh, dan kawasan India Utara jatuh pada peta persaingan antar wangsa dan kerajaan lainnya yang ada termasuk Gauda dan Malva yang juga mengklaim sebagai penerus Kerajaan Gupta yang berkedudukan di Malva.

Apa yang menarik bagi para ahli Sejarah adalah dikutipnya nama Khsatravarman yang sejauh ini belum menemukan bukti keberadaannya dalam bentuk inskripsi-inskripsi. Namun demikian dengan disebutkannya Brihadratha dari Maurya dan Pushyamitra Sunga dari Sunga dari abad ke-2 SM yang dapat dipertanggungjawabkan juga aspek ketokohan Sejarahnya. Dan demikian juga Chandragupta dari Gupta yang juga diakui otentisitas ketokohannya yang beradap pada pertengahan abad ke-4 M, maka para ahli memiliki keyakinan jika Khsatravarman juga adalah tokoh yang memiliki basis Historisnya.

Bahkan dapat diduga menjadi daftar nama paling awal yang dapat diketahui lewat dokumen untuk ditempatkan di atas tarikh waktu raja-raja Maukharis lainnya yang sudah dibuktikan validitasnya melalui bukti-bukti inskripsi yang paling tua usianya berada pada tarikh ke-5 M. Usia wangsa Maukharis sendiri dapat diketahui telah muncul salam tinggalan berupa sosok grafir dalam stempel tanah liat Ashoka dari abad ke-3 SM dengan aksara Brahmi dan bahasa Pali bernama Mokhalinam.

Jika nama wangsanya sudah muncul setidaknya pada abad ke-3 SM lewat tinggalan Ashoka. Demikian juga berbagai variasi fonetik yang diduga sebagai nama wangsa Maukhari dapat ditemukan dalam literatur lainnya selain milik Banabhatta, seperti dalam kitab milik Panini, Patanjali, Kaiyat dan Vammana, dan berbagai literatur yang kaya dari Tamil Sangam yang dapat diuraikan pada lain kesempatan. Maka unit kekuasaanya setidaknya telah muncul lewat sosok Khsatravarman dalam perkiraan sedikit di atas masa hidup Chandragupta dari Gupta.

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".