Kalinga merupakan suatu regional kuno yang berada di kawasan pesisir Timur yang saat ini masuk ke dalam wilayah administrasi Negara Bagian Andhra Pradesh dan Negara Bagian Odisha (India).
Di antara abad ke-4 M hingga abad ke-5 M terdapat tiga buah keluarga yang mengidentifikasi dirinya sebagai penguasa wilayah Kalingga (Kalingadhipati). Pertama, Kerajaan Mathara. Kedua, Kerajaan Vashishtha. Dan ketiga, Kerajaan Pitrbhakta.
Kerajaan Mathara
Sumber berita internal Kerajaan Mathara terdapat empat buah prasasti dalam bentuk lempengan tembaga yang diperuntukkan sebagai jaminan wakaf tanah terhadap kaum Brahmana (Brahmadaya). Pertama, Pishtapura Grant Inscription oleh Shaktivarman untuk kawasan Rakaluva. Kedua Simhapura Grant Inscription oleh Prabhanjanavarman untuk kawasan Ningundi. Ketiga, Andhavaram Grant Inscription oleh Anantashaktivarman untuk kawasan Andoreppa. Keempat, Madras Museum Grant Inscription oleh Anantashaktivarman untuk kawasan Sakunaka.
Dari kompilasi keempat inskripsi yang ada tersebut dapat tersusun daftar raja yang berkuasa di Kawasan Kalingga dari Kerajaan Mathara, yakni: (1) Shankaravarma (Kalingadhipati), (2) Shaktivarman (Maharajasya Shri Ahaktivarman), (3) Prabhanjanavarman (Kalingadhipati), dan (4) Anantashaktivarman (Kalingadhipati).
Kerajaan Vasishta
Sumber berita internal Kerajaan Vasishta diperoleh dari dua buah inskripsi. Pertama, Siripuram Grant Inscription oleh Anantavarman untuk kawasan Tontapura. Dan kedua, Srungavarapukota Grant Inscription oleh Anantavarman untuk kawasab Kindeppa.
Sementara itu, terdapat juga sumber berita dari pihak luar Kerajaan Vasishta yang didasarkan atas Allahabad Pillar Inscription oleh Samudragupta dari Kerajaan Gupta Rajavansa yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.
Berdasarkan kompilasi data dari kedua inskripsi tersebut, dapat direkonstriksi tiga orang raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Vasishta yakni: (1) Maharaja Gunavarman, (2) Maharaja Prabhanjanavarman, dan (3) Paramesvara Anantavarman.
Berdasarkan komparasi dengan Allahabad Pillar Inscription oleh Samudragupta, penguasa Kerajaan Vasishta yang pernah ditundukkan Samudragupta kemungkinan besar adalah Maharaja Gunavarman. Dalam inskripsi Siripuram memang disebutkan bahwa penguasa Vasishta diidentifikasi dari kawasan Devapura yang kemungkinan menjadi ibukotanya. Sementara pada inskripsi Srungaunrapukota disebutkan kawasan Pishtapura sebagai asalnya. Sementara itu, nama Gunavarman sendiri dikutip dari penguasa berikutnya dalam prasasti tersebut; yakni oleh Anantavarman.
“(Baris 19-20) Kepunyaannya kemuliaan yang berpadu dengan keberanian yang menyebabkan penawanan yang pertama kali dilakukannya, dan yang setelahnya kemudian menunjukkan kebaikan dengan cara dibebaskannya, yakni
seluruh raja-raja dari Dakshimapatha seperti Mahendra dari Mahakantara, Mantaraja dari Kurala, Mahendragiri dari Pishtapura, Svamidatta dari Kottura, Damana dari Erandapalla, Vishnugopa dari Kanchi, Nilaraja dari Avamukta, Hastivarman dari Vengi, Ugrasena dari Palakka, Kubera dari Devarashtra, dan Dhananjaya dari Rusthalapura.) [Prasasti Tiang Batu Allahabad dari Samudragupta]
Berdasarkan komparasi data internal dan eksternal, Kubera dari Devarashtra adalah sama dengan Maharaja Gunavarman dari Devapura (Kalinga).
Kerajaan Pitrbhakta
Sumber berita internal Kerajaan Pitrbhakta diperoleh Tekkali, Baranga, Davalapeta, Brhatprostha, dan Temburu Grant Inscription oleh Umavarman; Srikakulam, Baranga, dan Ragolu Grant Inscription dari Nandaprabhanjunavarman; Bobbili dan Komarthi Grant Inscription oleh Chandavarman; dan Koroshanda Grant Inscription oleh Vishakhavarman.
Adapun daftar raja yang dapat direkonstruksi dari seluruh inskripsi yang ada tersebut adalah (1) Umavarman, (2) Nandaprabhanjunavarman, (3) Chandavarman atau Achandavarman, dan (4) Vishakhavarman. Keseluruhan daftar raja tersebut mengklaim dirinya sebagai penguasa Kalinga (Kalingadhipati).
Baik inskripsi Mathara, Vasishta, dan Pitrbhaka seluruhnya ditulis dalam Bahasa Sanskrit (Sanskrit Language) dan Aksara Brahmi (Brahmi Script), atau lebih tepatnya Aksara Brahmi Selatan (Southern Brahmi Script); bentuk evolusi Aksara Brahmi yang telah menunjukkan karakteristik yang khas dan lanjut sebelum memasuki masa Aksara Palawa (Pallava Script) ataupun Aksara Grantha (Grantha Script/Pallava Grantha Script). [Gelar Taufiq Kusumawardhana/Varman Institute]
–-–
# Dilip Kumar Ganguli (1975). Historical Geography and Dynastic History of Orissa.
# Snigdha Tripathy (1997). Inscription of Orissa Circa 5th-8th Century AD.
# Shishir Kumar Panda (1995). The State and Statecraft in Medieval Orissa Under the Leter Eastern Ganga (AD 1038-1434).
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.