Indigofera suffruticosa Mill. di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dikenal dengan nama Tarum Kembang. Sebagaimana umumnya Genus Indigofera, beberapa Spesies Indigofera yang dapat menghasilkan zat pewarna biru alami telihat mirip, seperti Indigofera tinctoria L. (Tarum Biji), Indigofera arrecta Hochst ex. A. Rich. (Tarum Daun Alus), Indigofera suffruticosa Mill. (Tarum Kembang), dan Indigofera galegoides DC. (Tarum Hutan). Padanan nama dalam bahasa Indonesia tersebut berdasarkan dari Kamus Umum Bahasa Indonesia yang mengindikasikan bahwa tumbuhan-tumbuhan hasil introdusir tersebut telah terinternalisasi ke dalam khazanah kebudayaan lokal pada masa kolonialisme Eropa di Hindia-Belanda.

Meskipun Indigofera suffruticosa Mill. disebut Tarum Kembang dimana Kembang adalah sinonim dengan kata Bunga. Namun demikian pada prinsipnyaseluruh Genus Indigofera memiliki karakteristik yang sama yakni miliki tandan bunga, menghasilkan kacang-kacangan atau polong-polongan, berdaun kecil-kecil, batangnya mengandung sedikit duri, dan jika dibiarkan tumbuhan perdu tersebut dapat mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter dengan percabangan-percabangan yang mengarah ke samping.

Di dalam bahasa Inggris itu sendiri, Indigofera suffruticosa Mill. lebih dikenal dengan nama Guatemalan Indigo atau Tarum Guatelama, Small-leaved Indigo (Sierra Leone) atau Tarum Berdaun Kecil, West Indian Indigo atau Tarum India Barat, Wild Indigo atau Tarum Liar, dan Anil. Semula istilah Anil berlaku umum atau hanya merujuk pada Indigofera tinctoria L. asal India. Namun demikian ketika Indigofera tinctoria L. mulai dinamai kembali Indigo maka nama Anil kemudian lebih dinisbatkan kepada Indigofera suffruticosa Mill.

Dan meskipun salah-satu namanya adalah Tarum India Barat (India Barat atau India lawan dari India Timur atau Indonesia), Indigofera suffruticosa Mill. bukan asli dari kawasan Anak Benua India; melainkan hasil suatu introdusir pada masa kolonialisme Eropa. Asal-usul Indigofera sufftuticosa Mill. adalah kawasan Subtropis dan kawasan Tropis Benua Amerika yang meliputi Amerika Serikat bagian Selatan (Florida), Meksiko, kawasan Karibia, Amerika Tengah, Amerika Selatan hingga kawasan Paraguay dan Argentina bagian Utara.

Selain dikenal di kawasan Subtropik dan Tropik Amerika yang membentang dari Amerika Utara, Amerika Tengah, hingga Amerika Selatan, Indigofera suffruticosa Milla juga identik dengan basis utamanya yang berada di kawasan Amerika Tengah, yakni Guatemala. Di Guatemala tradisi pewarnaan biru alami oleh induk kebudayaan Maya telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum kemudian kedatangan kolonialisme Spanyol. Oleh Spanyol tradisi pengebunan Indigofera suffruticosa Mill diambil-alih dan dikembangkan secara masif untuk kepentingan perdaganga. Dan melalui Spanyol, Tarum Guatemala kemudian secara perlahan mulai menyebar luas hingga keluar dari kawasan Benua Amerika itu sendiri. Penggunaan nama Tarum Guatemala untuk merujuk pada asal-usulnya akan menjadi daftar peristilahan yang penting selain telah berkembang dalam bahasa Indonesia itu sendiri dengan nama Tarum Kembang. (Gambar: O. M. Montiel, Forest Starr dan Kim Starr; dalam The Useful Tropical Plants Database Online)

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".