Universitas

Universitas Magistrorum, Perkumpulan Guru. Universitas Scholarium, Perkumpulan Siswa. Universitas Magistrorum et Scholarium, Perkumpulan Guru dan Murid.

Untuk pertamakalinya Universitas dibangun di Eropa pada abad ke-11 hingga abad ke-15 M. Dimulai dari Kerajaan Italia (kemudian menjadi Kekaisaran Romawi Suci), Kerajaan Inggris, Kerajaan Prancis, Kerajaan Spanyol, dan Kerajaan Portugis sejak abaad ke-11 hingga abad ke-13 M.

Dari Eropa Barat, Universitas bergerak menuju Eropa Tengah dan Eropa Timur pada abad ke-14 hingga abad ke-15 M. Pada masa perkembangan awal ini, Universitas mempelajari Seni dan disiplin ilmu tinggi antara lain Ketuhanan, Hukum, dan Pengobatan.

Di luar Benua Eropa, Universitas memasuki Benua Amerika yang merupakan negeri koloni Eropa pada abad ke-16 M, kemudian menuju Benua Australia pada abad ke-19 M, dan juga Benua Asia dan Benua Afrika pada abad ke-19 dan ke-20 M.

Universitas dibangun oleh suatu perkumpulan atau korporasi profesional dan mandiri, namun demikian akar tradisinya masih dapat dilacak hingga pada praktik Christian Cathedral Schools atau Monastic Schools (Scholare Monasticae), dimana Biarawan dan Biarawati Katolik mengajar di kelas sejak abad ke-6 M (Scholastic), yakni berlangsung sekitar lima ratus tahun sebelumnya.

Adapun beberapa Universitas yang perlu dikemukakan sebagai gambaran awal perkembangan di Eropa antara lain: Bologna (1088), Paris (abad ke-11), Oxford (1096), Modena (1175), Palencia (1208), Cambridge (1209), Salamanca (1208), Montpellier (1220), Padua (1222), Toulouse (1229), Orleans (1235), Siena (1240), Valladolud (1241), Counbra (1288), Pisa (1343), Charles di Prague (1348), Jagiellonia (1364), Vienna (1365), Heidelberg (1386), dan St Andrew (1413).

Sarjana mendiskusikan adakah keterhubungan antara perkembangan Universitas di Eropa dengan perkembangan Madrasah di Asia Barat Daya, Afrika Utara, dan Semenanjung Iberia.

Sebagian berpendapat bahwa antara Universitas dan Madrasah memiliki perbedaan mendasar pada Struktur, Kurikulum, dan Legal Status. Sementara sebagian berpendapat bahwa ada keterhubungan antara Universitas atau College (Higher Education) dan Madrasah dimana pengaruhnya dimulai sejak bersentuhannya institusi pendidikan Eropa awal dengan institusi pendidikan Islam di Spanyol dan Emirat Sisilia.

Madrasah (jamak Madaris) mencakup pengertian umum sebagai lembaga pendidikan, tanpa ada pembelahan gagasan religius ataukah sekular; juga pembedaan Sekolah (school), Akademi (college), atau Universitas (University).

Sebagaimana akar katanya Dirasah, yang artinya belajar; maka Madrasah adalah tempat dimana suatu proses pembelajaran dilakukan. Madrasah dengan kata lain Sekolah, dalam cita-rasa dan keluasan cakupan pengertian Amerika.

Meskipun demikian, terdapat juga perkembangan kata Jami’ah yang setara maksud Universitas dan Kutab atau Maktab yang setara Elementary School; dan Madrasah dengan demikian mengkerdil artinya hanya sebagai Secondary School.

Dibelahan Dunia Islam, tercatat beberapa Universitas tertua sebagai mana rantai (sanad keilmuan) yang terhubung dengan kronologi Universitas di Eropa yakni Al Qorawiyin (859) di Maroko, Al Azhar (abad ke-10) di Mesir, Nizamiyah (1091) di Irak, Mustansiriya (1233).

Selain empat Universitas tersebut, pada abad ke-11 M perlu dikemukakan terdapatnya 75 Madaris di Kairo, 51 Madaris di Damaskus, lebih dari 44 Madaris di Alepo; dan antara 1155 hingga 1260 M banyak Madaris berdiri di kota-kota Andalusia, seperti di Cordoba, Seville, Toledo, Granada, Murcia, Almeria, Valencia, dan Cadiz.

Sebagai catatan, pendidikan Islam dimulai sejak masa Nabi Muhammad SAW di Makah dengan menempati sebuah rumah, Baitul Arqam di lereng bukit Safa. Di sana Rasulullah mengajar sahabatnya perihal Al Quran.

Kemudian ketika di Yatsrib, Nabi Muhammad SAW mendirikan barak atau pemondokan yang terhubung dengan bangunan utama Masjid, yakni Sufah. Selain sebagai tempat suaka, Sufah menjadi pusat pembelajaran; salah-satu alumninya adalah Abu Hurairah. Pembelajar Hadits yang mencapai karir sebagai Gubernur Bahrain pada masa Khalifah Umar bin Khatab.

Di masjid, di rumah-rumah dan di sufah-sufah, pembelajaran gaya Maktab atau Kutab sebagai basik terus dilakukan sejak masa Rasulullah hingga masa Khulafa-ur-Rasyidin dan juga masa selanjutnya.

Pada masa Bani Umayah, Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan mulai menaruh perhatian pada koleksi buku dan dinamainya Baitul Hikmah (Rumah Kebijaksanaan). Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis, didoronglah perkembangan dalam hal pengumpulan dan studi Hadits dan juga pada pokok-pokok ilmu dasar keislaman lainnya.

Kemudian pada masa Bani Abasiyah, Khalifah Harun Al Rasyid juga membangun pusat koleksi buku dengan nama yang sama Baitul Hikmah, yang kadang disebut juga Khizanat Al Hikmah. Koleksi privat itu kemudian terbuka oleh Khalifah Al Mamun dan Khalifah Al Mansyur sebagai penerusnya.

Di pusat perbukuan tersebut digalakan Transliteration Movement. Perkembangan tersebut merambat kepada pusat-pusat peradaban Islam lainnya di Timur dan Barat. Dan sekolah-sekolah, atau madrasah-madrasah berlahiran.

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".