Di dalam bahasa Sanskerta, terdapat nama Ram yang merupakan bentuk lain dari nama Rama.
Sementara di dalam bahasa Ibrani, terdapat nama Ram yang merupakan leluhur dari David dari Bani Yehuda (Perjanjian Lama). Adapun bentuk lain dari nama Ram leluhur David dari Bani Yehuda itu adalah Aram (Perjanjian Baru).
Selain itu di dalam bahasa Ibrani, secara kebahasaan Ram juga bisa dianggap sebagai bentuk kecil dari nama Avram. Sementara Avram merupakan nama lain dari Avraham.
Adapun di dalam bahasa Aram, nama Avram disebut dengan Awram dan nama Avraham disebut dengan Awraham. Sementara ketika masuk ke dalam bahasa Yunani dan Latin, nama Avram dan Avraham di dalam bahasa Ibrani tersebut kemudian menjadi Abram dan Abraham.
Sementara di dalam bahasa Arab, nama Avraham di dalam bahasa Ibrani disebut dengan Ibrahim. Namun demikian, terdapat juga beberapa penyebutan lainnya di dalam bahasa keseharian masyarakat Arab, misalnya di kawasan Maghrib dan Syam dengan menyebut Ibrahim sebagai Brahim.
Selain itu terdapat nama-nama serupa demikian yang terdapat di dalam bahasa Semit Kuno lainnya, seperti di dalam bahasa Amorit dengan nama Abiram, di dalam bahasa Ugarit dengan nama Abiramu, di dalam bahasa Akadia dengan nama Abamrama, di dalam bahasa Eblait dengan nama Abramu, dan di dalam bahasa Mari dengan nama Abram.
Jika di dalam keyakinan Judeo-Christian nama Avraham dan Abraham sebelum menjadi nabi adalah Avram dan Abram.
Adakah kemungkinan di dalam tradisi Hindu sosok Brahma dan Rama (Avatara Rama) memiliki peluang sebagai berasosiasi? Atau barangkali di dalam sastra-sastra lainnya yang bersifat minor Brahma sesungguhnya dinyatakan merupakan sosok lain dari Rama?
Apakah keterhubungan antara bahasa Semit dan Indo-Arya sebuah kebetulan belaka? Bagaimana menjelaskan adanya keterhubungan nama dan bahasa di dalam khazanah Ibrani dan Hindu tersebut?
Jika memiliki peluang keterhubungan. Dari mana proses penetrasi bahasa, kebudayaan, dan keyakinan bermula? Apakah dari timur ke barat? Ataukah dari barat ke timur? Dapatkah usia tinggalan-tinggalan tertulis berupa prasasti (epigrafi) dan naskah (filologi) menjadi alat trekking?
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.
Menyukai ini:
Suka Memuat...