Galu(s), a short of gem. Artinya Galu(s), adalah semacam batu permata. Keterangan diambil dari A English-Sanskrit Dictionary karya Monier William.
Galuh, 1 perak; 2 ratna (intan) sebagai sebutan puteri anak raja. Digunakan dalam Sastra Lama Melayu. Jika dikroscek lebih baik ke dalam bahasa Sanskrit maka Perak bukan Galuh melainkan Rajata. Uang Perak dalam bahasa Sanskrit disebut Rupiya. Perak juga bukan Salaka sebagaimana yang dikatakan selama ini. Kekeliruan terjadi karena Argyre dalam Geograpia Kladios Ptolomaios berarti Perak dalam bahasa Yunani. Sehingga Salakanagara berarti Negara Perak sebagai padanannya. Meskipun tidak jauh meleset, ibukota Salakanagara versi Naskah Pangeran Wangsakerta adalah Rajata artinya juga Perak. Perak masuk pada bab logam. Sementara Galuh diartikan Intan tepat. Meskipun Intan terlalu spesifik. Galuh bermakna umum bagi semua jenis batuan yang mengandung mineral yang artistik sebagai perhiasan. Galuh ini berkembang menjadi sebutan bagi anak-anak bangsawan Melayu pada masa silam berdasarkan Sastra Lama. Diambil dari Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta.
Galuh, 1 ngaran permata (nama permata); 2 ngaran wewengkon di Ciamis, baheulana nagara (nama wilayah di Ciamis, dahulunya negara). Dalam Kamus Umum Basa Sunda karya Panitia Kamus Basa Sunda dikatakan bahwa induknya berasal dari bahasa Sanskrit. Dikatakan di sana Galuh adalah nama Permata. Sudah tepat, tapi lebih tepat lagi bukan nama Permata yang dapat dikesani Galuh sebagai salah-satu Permata selain Nilakanta (Saffier) dan seterusnya melainkan Galuh adalah Permata itu sendiri yang bersifat umum. Di Tatar Sunda Galuh berkembang juga menjadi nama salah-satu negara (state) yang ibukotanya pada saat ini menempati wilayah Ciamis.
Bahasa Sanskrit menginduk pada bahasa Prakrit yang berkembang di India Kuno. Dengan mempertimbangkan komposisi Demografi saat ini, Armenia dan bahasa Armenia adalah bahasa yang cenderung lebih bersifat khusus dalam pengkajiannya. Tingkat kemiripannya cenderung lebih jauh jika dibandingkan kedekatan antara bahasa Sanskrit atau Prakrit dengan bahasa Pahlevi atau Avestan dan bahasa Old Persian atau Middle Persian di kawasan Iran Kuno.
Jika diperbandingkan sebagai gambaran misalnya Sanskrit-Avestan sebagaimana berikut: Asva-Aspa, Yajna-Yasna, Agni-Geni, Sapta-Hapta, Mada-Mazda, Asura-Ahura, Bharata-Baradar, Deva-Daeva dan seterusnya.
Benar bahwa perkembangan bahasa di Nusantara sangat dipengaruhi perkembangan bahasa Asing. Majalengka, Purwakarta, Salakanagara, Tarumanagara, Purwokerto, Swarnabumi, Samudra, Sumatra, Sunda, Galuh, Jawa, dan seterusnya adalah bukti adanya penetrasi bahasa Asing itu sendiri; namun bukan dari bahasa Armenia. Dan bahasa Armenia bukan induk bahasa yang jauh lebih universal dimana rumpun bahasa India Kuno dan Iran Kuno menginduk kedalamnya. (Gelar Taufiq Kusumawardhana)
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.