
(Bagian II) Melacak Garis Silsilah Dari Isteri-Isteri Para Leluhur Laki-Laki Nabi Muhammad SAW (Dalam Rangka Menjawab Secara Lebih Menyeluruh Adakah Garis Silsilah Bani Israil Dari Garis Silsilah Perempuan Leluhur Nabi Muhammad SAW)
Oleh, Gelar Taufiq Kusumawardhana/The Varman Institute
“Muhammad putra Abdullah putra Syaiba (Abdul Muthalib) putra Amar (Hasyim) putra Mughirah (Abdu Manaf) putra Zaid (Qusay) putra Muhadzab (Kilab) putra Handzalah (Murah) putra Ka’ab putra Lu’ay putra Ghalib putra Fihr (Quraisy) putra Malik putra Qaisy (Nadhar) putra Kinanah putra Khuzaimah putra Amir (Mudrikah) putra Ilyas putra Mudhar putra Nizar putra Maad putra Adnan [putra Udad].” (Bani Ismail)
(3) Isteri Maad Putra Adnan Dari Bani Jurhum
Dari pasangan Adnan putra Udad dari Bani Ismail (Arab Musta’ribah) dan Mahdad putra Laham dari Bani Yaqsyan (Arab Musta’ribah) lahir Maad dan Akka. Akka dikenal juga dengan nama lain al Dith dan al Harits. Akka kemudian bergerak menuju ke Yaman karena menikahi perempuan dari Bani Asy’ar dari Bani Saba dari Bani Qahthan (Arab Aribah). Jika ditelaah Saba putra Yasjub putra Ya’rub putra Qahtan memiliki beberapa anak, yakni Himyar, Kahlan, Amr, Asy’ar, Anmar, Mur, dan Amilah. Maka Akka putra Adnan menikahi keturunan dari Asy’ar putra Saba dari Bani Qahthan (Arab Musta’ribah).
Hanya saja pada tahap perkembangan sejarah selanjutnya, Bani Qahthan akan lebih identik dengan dua cabang utamanya, yakni Bani Himyar dan Bani Kahlan. Barangkali anak-anak yang lainnya telah lebih dulu bermigrasi ke luar dari Yaman sebelum periode Bani Himyar dan Bani Kahlan yang nantinya baru ke luar setelah periode bobolnya bendungan Ma’rib melanda.
Sementara itu, Maad dikatakan menikahi Ma’anah putra Jusyam putra Julhanah putra Amru al Jurhumi (tidak muncul nama isteri yang lain). Dengan demikian kita mengetahui jika Maad hanya menikahi satu wanita, dan wanita ini berasal dari Bani Jurhum sebagaimana Nabi Ismail AS yang juga menikahi wanita dari Bani Jurhum. Dalam suatu riwayat yang lain, Jurhum adalah salah-satu putra Qahthan juga. Sehingga dengan demikian Bani Jurhum adalah juga Bani Qahthan (Arab Aribah). Melalui garis Maad ini kelak Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Melalui Maad ini berkembang juga istilah Bani Maad.
(4) Isteri Nizar Putra Maad Dari Bani Adnan dan Bani Jurhum
Berdasarkan keterangan bahwa isteri dari Nizar adalah Saudah putra Akka putra Adnan. Isteri lainnnya adalah Syuqaiqah putra Akka putra Adnan yang disebut juga dengan nama Jumu’ah. Baik Saudah maupun Syuqaiqah sama-sama putra Akka atau al Dith atau al Harits berasal dari Bani Adnan dari Bani Ismail (Arab Musta’ribah). Dan isteri lainnya lagi adalah Hadalah putra Alan putra Jusyam putra Jalhamah putra Amru dari Bani Jurhum dari Bani Qahthan (Arab Aribah). Hadalah dikenal juga dengan nama lain Jadzalah.
Dari isteri-isteri tersebut lahir anak-anak Nizar yang bernama Mudhar, Rabi’ah, Anmar (menurut Ibnu Ishaq) dan Ibnu Hisyam menambahkan satu anak lagi bernama Iyad. Garis silsilah Nabi Muhammad SAW ke luar dari keturunan Mudhar putra Nizar dari isterinya yang bernama Saudah putra Akka yang sama-sama dari keturunan Adnan.
Pada peraturan pernikahan lama, menikahi lebih dari satu wanita yang terikat sebagai saudara secara bersamaan masih belum menjadi persoalan yang terlarang, seperti kita melihat juga pada isteri-isteri Nabi Musa AS yang merupakan anak-anak Nabi Syuaib AS (Ibrani: Yitro). Demikian juga dengan pernikahan Maad putra Adnan dan Saudah dan Syuqaiqah yang merupakan putra Akka. Atau barangkali salah-satunya dinikahi setelah kepergian salah-satunya untuk melestarikan ikatan persahabatan antar keluarga.
Dari sini kita dapat mengetahui jika Nizar putra Maad memiliki isteri dari Bani Akka dari Bani Adnan dari Bani Ismail (Arab Musta’ribah) dan juga dari Bani Jurhum dari Bani Qahthan (Arab Aribah). Hanya saja, Nabi Muhammad SAW sendiri berasal dari garis isteri Nizar putra Maad dan Saudah putra Akka yang merupakan sama-sama dari Bani Adnan. Pasangan Nizar dan Saudah nantinya akan melahirkan Mudhar sebagai leluhur laki-laki Nabi Muhammad SAW.

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.