kerajaan mataram islam

Abad ke-8 atau Abad ke-9. Jayavarman II dikenal juga dengan nama Paramesvara meneruskan Kerajaan Kambojadesa di Indo-China. Bukti keberadaannya dinyatakan dalam prasasti-prasasti batu dari periode yang lebih muda.

Jayavarman II atau Paramesvara datang dari Pulau Jawa yang meneruskan tradisi kerajaan Kambojadesa di Indo-China. Awal mula kedatangannya di Indo-China dengan membangun kota bernama Indrapura di dataran rendah Sungai Mekong. Kemudian bergerak menuju Siemreab modern dan mendirikan kota Hariharalaya. Dari Hariharalaya Jayavarman II bergerak menuju daerah dekat Angkor modern dan mendirikan kota Mahendravarpata.

Dalam Inskripsi Sdok Kak Thom, Jayavarman II dinobatkan sebagai Deva Raja (Raja Dewa) atau Kamraten Jagadta Raja (Raja Penguasa Dunia) atau Chakravartin (Penguasa Dunia) oleh pendeta Hiranhadana.

Ahli sejarah masih berbeda pendapat mengenai tarikh hidup Jayavarman II ini, ada yang memasukkannya pada rentang 770-835 M dan ada juga yang memasukkannya pada rentang waktu 802-850 M. Demikian juga statusnya yang hidup didalam kepangeranan kerajaan Mataram (Pulau Jawa).

Secara umum, Indo-China merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Kambojadesa. Namun demikian para ahli akan melakukan pembabakan dalam fase-fasenya yang dimulai dari masa kerajaan Funan yang disandarkan pada berita-berita China sebagai fase paling tua dimana tersebutlah nama Kaundinya yang merupakan pendatang India menikahi Soma yang merupakan pribumi setempat sebagai ratu suku Naga. Dan kemudian peletak selanjutnya masih dari garis keturunan Kaundinya yang terkenal yang bernama Kaundinya Jayavarman.

Dari fase Funan dilanjutkan pada fase Chenla dan kemudian fase Khmer atau dikenal juga dengan nama fase Angkor sebagaimana yang dinisbatkan pada pembangunnya, yakni Jayavarman II setelah melalui tahap penghimpunan kembali wilayah-wilayah konfederasi Indo-China yang sudah lama terserak.

Selain arus utama demikian, perlu dilihat juga percabangan-percabangannya yang melahirkan kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Champa hingga Kerajaan Ayuttaya yang kemudian hari menggeser supremasi Khmer atau Angkor dan membuatnya bergeser ke daerah Phnom Penh modern.

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".