Mahhitatamam sataamu [pa] mahendra [ta] taakami [dam]
Sthirmuru kaaritam gunabharen vidaaryya shila [am] [|]
Ja [na] nayanabhir [|] magunadhaam mahendrapure
Mahhati mahendravishnugrihanaam mura [ri] griha [ham] [||]
Splitting the rock, Gunabhara caused to be made on (the bank of) the Mahendra-tataka (tank) in the great (city of) Mahendrapura this solid, spacious temple of Murari (Vishnu), named Mahendra-Vishnugriha, which is highly praised by good people, (and which is) an abode of beauty pleasing the eyes of men.
[Manhendravadi Temple Inscription of Mahendravarman I. Menggunakan Sanskrit-Tamil Language dan Grantha Script]
Sejarah Kerajaan Palawa sebagaimana telah diulas sebelumnya dibagi kedalam beberapa fase analisis untuk memudahkan dalam identifikasinya. Pertama, Prakrit Charter. Kedua, Sanskrit Charter. Dan ketiga, Sanskrit-Tamil Charter.
Prakrit Charter merupakan penanda dimana berita-berita yang dihasilkan oleh Kerajaan Palawa dibuat melalui Bahasa Prakrit (Prakrit Language) dan Aksara Brahmi (Brahmi Script). Waktu yang diperkirakan berlangsung adalah dari abad ke-3 M hingga abad ke-4 M.
Sanskrit Charter merupakan penanda dimana berita-berita yang dihasilkan oleh Kerajaan Palawa dibuat melalui Bahasa Sanskrit (Sanskrit Language) dan Aksara Palawa (Palawa Script).
Sementara Sanskrit-Tamil Charter atau biasa juga disebut Sanskrit-Dravida Charter merupakan penanda dimana berita-berita yang dihasilkan oleh Kerajaan Palawa dibuat dengan menggunakan Bahasa Sanskrit-Tamil (Sanskrit-Tamil Language) atau Bahasa Sanskrit-Dravida (Sanskrit-Dravidian Language) dan Aksara Grantha (Grantha Script).
Tahap perkembangan Bahasa Sanskrit menginduk kepada tahap perkembangan Bahasa Prakrit. Baik Bahasa Prakrit maupun Bahasa Sanskrit merupakan anggota dari rumpun keluarga Bahasa Indo-Eropa (Indo-European Language).
Sementara Bahasa Tamil (Tamil Language) menginduk pada keluarga Bahasa Dravida (Dravidian Language). Sanskrit-Tamil Charter adalah suatu tahap perkembangan bahasa dimana Bahasa Sanskrit mulai berbaur dengan bahasa Tamil.
Bermula dari tahap dimana bunyi Bahasa Sanskrit mengalami distorsi dalam bunyi Bahasa Tamil, hingga pada akhirnya Bahasa Tamil mulai mengambil peran dominan dalam berita-berita yang dihasilkannya dengan pengaruh Bahasa Sanskrit yang kuat.
Sementara itu, tahap perkembangan Aksara Brahmi menginduk pada tahap perkembangan Aksara Aram (Aramaic Script). Saudara dari Aksara Brahmi yang sama-sama menginduk kepada Aksara Aram adalah Aksara Karoshthi (Karoshthi Script). Jika Aksara Karoshti berkembang di bagian Utara wilayah India Kuno maka Aksara Brahmi berkembang di bagian Selatan dari wilayah India Kuno.
Aksara Brahmi (Brahmi Script) itu kemudian melahirkan Aksara Palawa (Pallawa Script). Sementara Aksara Palawa, pada gilirannya melahirkan Aksara Grantha (Grantha Script).
Maka tahap perkembangan sejarah Kerajaan Palawa sendiri dapat terlihat melalui tahap-tahap perkembangan tersebut. Prakrit Charter yang berlangsung sejak abad ke-3 M hingga abad ke-4 M dengan paket Bahasa Prakrit dan Aksara Brahmi menunjukkan jika jejak pengaruh dari periode Ashokavardhana dari Kerajaan Jambudvipa (Prathivi) masih terus berlanjut sejak pertama kali digunakannya pada abad ke-3 SM.
Sementara itu, tahap perkembangan Bahasa Sanskrit baru dimulai pada masa kemudiannya. Bahasa Sanskrit pada awal kemunculannya masih dituliskan dengan menggunakan Aksara Brahmi. Jadi paket paling awal adalah Bahasa Sanskrit (Sanskrit Language) dan Brahmi Script (Brahmi Script).
Ada beberapa kerajaan yang menggunakan Bahasa Sanskrit dengan menggunakan Aksara Brahmi tersebut, antara lain Kerajaan Kushana (30 M-375 M) di wilayah yang saat ini masuk Provinsi Punjab dan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa (Pakistan), Provinsi Parwan (Iran), dan Negara Bagian Mathura (India) yang dimotori Suku Kushana dari Keluarga Yuezhi yang menunjukkan elemen asal sebagai Bangsa Saka (Indo-Scythian).
Kerajaan Satrap Utara (60 SM-abad ke-2 M) yang saat ini menempati wilayah Negara Bagian Punjab dan Negara Bagian Mathura (India) yang dimotori bangsa Saka (Indo-Scythian).
Kerajaan Satrap Barat (35 SM-405 M) yang saat ini menempati wilayah Negara Bagian Gujarat, Negara Bagian Maharashtra, Negara Bagian Rajashthan, dan Negara Bagian Madhya Pradesh (India) yang dimotori oleh Bangsa Saka (Indo-Scythian).
Kerajaan Satavahana (1 SM-abad ke-2 M) yang saat ini menempati wilayah Negara Bagian Maharashtra dan Negara Bagian Andhra Pradesh (India).
Kerajaan Kanva (75 SM-30 SM) yang saat ini menempati wilayah modern Negara Bagian Bihar dan Negara Bagian Madhya Pradesh (India).
Kerajaan Sunga (185 SM-75 SM) yang saat ini menempati wilayah Negara Bagian Bihar dan Negara Bagian Madhya Pradesh (India).
Kerajaan Indo-Greek (180 SM-10 M) yang saat ini menempati wilayah Provinsi Parwan (Afghanistan), Provinsi Punjab dan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa (Pakistan) yang dimotori oleh Bangsa Indo-Greek, yakni komunitas Bangsa Yunani (Sanskrit: Yavana) yang berada di wilayah India Kuno.
Pendiri Kerajaan Indo-Greek sendiri berasal dari Kerajaan Greeco-Bachtrian (256 SM-125 SM), suatu kerajaan dari komunitas Bangsa Yunani yang menempati wilayah Bachtria Kuno. Bachtria Kuno adalah suatu wilayah yang saat ini menempati sebagian wilayah Afghanistan di Asia Selatan, Tajikistan dan Uzbekistan di Asia Tengah. Pada masa Kerajaan Greeco-Bachtria itu sendiri, jejak Bahasa Sanskrit belum ditemukan dan dengan demikian bisa dikatakan belum digunakan.
Dengan demikian, sebelum Bahasa Sanskrit digunakan oleh Kerajaan Palawa pada periode berikutnya; upaya perintisan Bahasa Sanskrit sebenarnya telah dilakukan oleh beberapa kerajaan pendahulunya antara lain yakni: Kerajaan Sunga (185 SM-75 SM), Kerajaan Indo-Greek (180 SM-75 SM), Kerajaan Kanva (75 SM-30 SM), Kerajaan Satrap Utara (60 SM-abad ke-2 M), Kerajaan Satrap Barat (35 SM-405 M), Kerajaan Satavahana (abad ke-1 SM-abad ke-2 M), dan Kerajaan Kushana (30 M-375 M).
Berdasarkan analisis data demikian, dapat diperkirakan secara kasar bahwa masa pembentukkan Bahasa Sanskrit (Sanskrit Language) tersebut terjadi pada abad ke-1 SM hingga abad ke-5 M dengan paketnya berupa Aksara Brahmi (Brahmi Script). Sebelum menggunakan Bahasa Sanskrit, seluruh kerajaan tersebut juga melalui tahap transisinya, yakni melalui tahap perkembangan Bahasa Prakrit (dan Bahasa Yunani bersama Aksara Yunani-nya).
Masa kekaryaan paket Bahasa Sanskrit (Sanskrit Language) dan Aksara Brahmi (Brahmi Script) dari abad ke-1 SM hingga abad ke-5 SM tersebut kemudian bertemu dengan tahapan Prakrit Charter dalam hal Aksara Brahmi-nya (tidak dengan Bahasa Sanskrit-nya karena Kerajaan Palawa masih menggunakan Bahasa Prakrit) pada abad ke-3 M hingga abad ke-4 M. Dan bertemu dengan tahapan Sanskrit Charter dalam hal Bahasa Sanskrit-nya (tidak dengan Aksara Brahmi-nya karena Kerajaan Palawa mulai menggunakan Aksara Palawa) pada abad ke-4 M hingga abad ke-6 M.
Pada tahapan Sanskrit Charter di Kerajaan Palawa inilah, Aksara Palawa (Pallava Script) terbentuk lebih khas dan terpisah dari induknya yang lebih tua yakni Aksara Brahmi (Brahmi Script). Pada prinsipnya, Aksara Palawa adalah Aksara Brahmi yang berevolusi sebagai watak dan karakteristik yang khas untuk menyokong kebutuhan dan tahap perkembangan kebahasaan di Kerajaan Palawa.
Dan setelah melalui tahapan Prakrit Charter dan Sanskrit Charter inilah kemudian, Kerajaan Palawa memasuki masa Sanskrit-Tamil Charter dimana Bahasa Sanskrit-Tamil (Sanskrit-Tamil Language) ditulis dalam Aksara Grantha (Grantha Script) sejak abad ke-5 M hingga abad ke-10 M. Jika Bahasa Sanskrit-Tamil berkembang dari Bahasa Sanskrit, maka Aksara Grantha berkembang dari Aksara Palawa.
Sementara di Tanah Air, Aksara Palawa kemudian melahirkan Aksara Kawi (Sanskrit: Kavi) atau yang biasa disebut dengan Aksara Jawa Kuno (Old Javanese Script) bersama dengan pasangannya Bahasa Kawi (Kavi Language) atau yang biasa disebut dengan Bahasa Jawa Kuno (Old Javanese Language) sebagai tahap lanjut dari Bahasa Sanskrit yang citara-sanya mulai terdaerahkan melalui pertemuannya dengan rumpun keluarga Bahasa Austronesia (Austronesian Language).
***
Kembali kepada seting sejarah Kerajaan Palawa terutama pada bagian akhir seri tulisan, yakni tahap Sanskrit-Tamil Charter; maka sumber-sumber berita internal dari Kerajaan Palawa telah mulai direproduksi melalui Bahasa Sanskrit-Tamil dan Aksara Grantha.
Jika Prakrit Charter dan Sanskrit Charter masuk pada tahap Kerajaan Palawa Awal (Early Pallava Kingdom), maka Sanskrit-Tamil Charter dimasukan ahli kepada tahap Kerajaan Palawa yang telah mencapai puncak kemapanannya sebagai Kekaisaran Palawa (Imperial Pallava).
Sandaran berita internal pada tahap ini mencapai angka 15 buah tulisan pada lempeng tembaga (Cooper-plate Inscription), tulisan-tulisan dalam medium cooper-plate lainnya yang dihasilkan oleh kerajaan lain, dan juga tulisan-tulisan pada medium batu dan tiangan yang dihasilkan oleh Kekaisaran Palawa sendiri.
Beberapa sumber berita yang dapat disebutkan antara lain: Gariga, Chalukya, Mattavillasa Prahasana, Avanita, Mandagapattu, Kasakkudi, Mallikarjuna, Gadval, Sennivaykkal, Karandai, Kuram, Guruvayapalem, Mahabalipuram, Honnur, Udayendiram, Sirrabakka, Reyiru, Kailasanatha, Ganga, Vaikunthaperumal, Pandyas, Rastrakuta, Kunyakumari, Madras Museum, Melpatti, Tiruchchanar, Hulibidu, Bahar, Tiruvaigavur, Madavalam, Tiruvadi, Tiruppurambiyam, dan Udayenadiram.
Pada tahap ini kemewahan prasasti batu mulai dihasilkan, demikian juga dengan kemewahan arsitektural berupa candi-candi dari batuan beku dengan teknik pahat, dan berbagai kreatifitas seni dan khazanah pengetahuan yang dianggap tersampaikan dan dinikmati hingga pada periode modern dari Kekaisaran Palawa ini.
Adapun daftar nama raja-raja yang sempat berkuasa di Kekaisaran Palawa antara lain:
Simhavishnu (550-580 M), Mahendravarman I (580-630 M), Narasimhavarman I (630-668 M), Mahendravarman II (668-672 M), Paramesvaravarman II (672-700), Narasimhavarman II (700-720 M), Mahendravarman III (720-728 M), Paramesvaravarman II (728-731 M), Nandivarman II (731-796 M), Dantivarman (796-848 M), Nandivarman III (846-859 M), Nripatungavarman (859-899 M), Aparajitavarman (899-903 M), Nandivarman IV (903-926 M), dan Kampavarman (926-980 M).
Selain ada yang menetapkan secara linear dari abad ke-6 M hingga abad ke-10 M sebagaimana demikian. Ada juga yang hanya memasukkan perkiraan waktu yang berlangsung hanya dari abad ke-6 M hingga abad ke-7 M dengan deret raja yang diperkirakanbbersifat horizontal. Artinya Kerajaan Palawa pada tahap ini dianggap berupa suatu federasi bebas dari banyak kerajaan dari dinasti yang sama Palawa. Namun demikian, penulis merujuk pada skema kemapanan Kekaisaran Palawa sebagaimana demikian.
Beberapa tulisan yang bisa dirujuk mengenai topik Kerajaan Palawa ini antara lain: tulisan S.J.H. Heras dalam Studies in Pallava History. Madras (1933), tulisan R. Gopalan dalam History of the Pallava of Kanchipuram. Madras (1928), dan tulisan S. Krishnaswami Aiyangir dalam Some Contributions of South India to Indian Culture. Chapter VIII. Early History of the Pallavas. Calcutta (1928). (Gelar Taufiq Kusumawardhana/Varman Institute)
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.