Retakan Batu Yang Terserak

Kekasih,
Engkau adalah putri,
Mawar yang tumbuh dari taman yang resik,
Kelopak-kelopak merah yang rekah indah,
Harum dari dasar putik dan benang sari.

Kekasih,
Aku adalah pengembara,
Pemandu buruk yang melintasi jalanan sunyi,
Tempat dipinggiran yang tak dikunjungi,
Tumbuh dari tangkai gelisah dan perlawanan.

Kekasih,
kemarin hatiku penuh,
cintaku bulan purnama,
memancar putih bercahaya,
rindu yang lapang,
tak berdesakan.

Kekasih,
Kini hatiku membara,
Cintaku panas membakar,
Matahari yang menyala,
Rindu yang terik,
menghanguskan.

Kekasih,
Cintamu adalah sungai yang tenang,
Aku hanyalah dinding-dinding karang,
Rindumu adalah pepohonan yang rindang,
Aku hanyalah retakan batu yang terserak.

Batujajar, 12 Oktober 2021
GTK

[Ilustrasi: Ghazali dalam Majalis Al-ushshaq, Kamaludin Gazurgahi, 1552 M]

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".