SALINAN NASKAH HEIJNEN TAHUN 1778 M
Diterjemahkan oleh Gelar Taufiq Kusumawardhana/The Varman Institute
Pada tulisan sebelumnya, yakni “DAFTAR ANGGOTA KELUARGA SULTAN BANTEN: PADUKA SRI SULTAN ABUL MAFAKHIR MUHAMMAD ALIUDDIN I: Berdasarkan Salinan Naskah JHR. MR. J.K.J. De Jonge”, sudah dilapirkan hasil penerjemahan terhadap salinan naskah yang dibuat oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge dalam buku “De Opkomst van het Nederlandchs Gezag in Oost-Indie, Verzameling van Onuitgegeven Stukken uit het Oud-Koloniaal Archief, Oorspronkelijke Stukkon 1764-1781 (Met en Stuk van 1752)” susunan JHR. MR. J.K.J. De Jonge dan M.L. Van Deventer yang diterbitkan oleh Martinus Nijhoff di ‘S Gravenhage pada tahun 1883 M. Sehingga dalam tulisan selanjutnya, akan dilampirkan hasil penerjemahan terhadap salinan naskah yang dibuat oleh Heijnen (disetujui oleh Patricius) dalam buku “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” terbitan tahun 1778 M, yang diidentifikasi ulang pada tahun 1811 M dengan judul yang sama “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795 (1818)”. Salinan tersebut termuat dalam bagian “3476 1778. Zesde boek: Batavia, zesde deel 1778”, dengan kode: (1) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0457” (halaman 1972); (2) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0458” (lanjutan halaman 1972); (3) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0459” (halaman 1973); dan (4) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0460 (lanjutan halaman 1973)”.
Penanda yang membuat salinan naskah JHR. MR. J.K.J. De Jonge tahun 1883 M berbeda dengan salinan naskah Heijnen sebenarnya terletak pada titi mangsa yang dituliskan pada bagian akhir tulisan. Pada salinan naskah JHR. MR. J.K.J. De Jonge tahun 1883 M tertulis:
“Getranslateerd.
Batavia, den 19n September Ao. 1777”
(Terjemahan.
Batavia, pada 19 September 1777 M)
Titi mangsa tersebut, mengindikasikan bahwa salinan naskah tersebut untuk pertamakalinya dibuat oleh Hendrik Breton pada tahun 19 September 1777 M. Adapun pada salinan Heijnen pada tahun 1778 M, yang kemungkinan merupakan sumber dari salinan yang dibuat oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge tahun 1883 M tertulis sebagaimana berikut:
“/onderstand/Getranlateerd/inmargins/Batavia
den 19 Septb. Ao. 1777/inadgetekent/H. Breton
Nagezien Accordeert
Heijnen Patricius”
(/berdasarkan/Terjemahan/dengan catatan/Batavia
pada 19 September 1777 Masehi/ditandatangani/H. Breton”
“Diperiksa Disetujui
Heijnen Patricius)
Titi mangsa yang dibuat oleh Heijnen terbukti memberikan tingkat kejelasan dan tata urut asal-usul naskah yang lebih jelas. Bahwa salinan tersebut diperiksa dan dibuat oleh Heijnen dan disetujui dan disahkan oleh Patricius pada tahun 1778 M. Adapun yang menjadi sumbernya adalah naskah terjemahan yang dibuat oleh Hendrik Breton pada 19 September 1777 M di Batavia. Sementara sumber awalnya merupakan naskah asli yang dibuat oleh Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I pada bulan September 1777 M di Banten (Surosowan). Angka penyalinan tahun 1778 M oleh Heijnen itu sendiri dapat diketahui pada bagian awal lembaran buku arsip yang memberikan titi mangsa pembuatannya pada tahun 1778 M. Agar menjadi lebih jelas, maka hasil penerjemahan terhadap salinan naskah Heijnen tahun 1778 M tersebut, dapat disajikan sebagaimana berikut:
Transkripsi dalam Bahasa Belanda
Translaat Maleyts Geslagt Register van den presente Padoeka Sirie Sulthan Aboel mafachier mohamad Alie oeddien, koning van bantam, door Zyne Hoog heid aan den welEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als Commissaris over de zaaken van dat Ryjk, by gelegen heid van Zyn welEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato den Sept. Ao. 1777.
Luidende aldus:
Kinderen van den Padoeka Sierie Sulthan Aboel mafachier mohamad Alie oeddien.
Egte zoon:
Radeen Mohamad, geprocreert by desselfs huisvrouwe Njay Biba Tsalech.
Egte dogter:
Ratoe Salma, geboren uit desselfs huisvrouwe Njay Biba Adie Wardaja.
Onegte soons:
Tobachus Ithaak, gewonnen by desselfs bywyf Njay Biba Adie Sah,
Tobachus Iahhija, geteelt by desselfs bywyf Njay Biba Sarimah.
Onegte dogter:
Ratoe Hadjidjah, geboren uyt desselfs bywyf Njay Biba Mangsoe.
Broeders en zusters van Syn Hoogheid, of kinderen van den onlangs overleeden Sulthan Mohamad Arief Dzeinoel Assiekien:
Egte zoons:
Pangerang Radja Mangala, geprocreerd by Ratoe Sepoeh, getrouwde vrouw.
Pangerang Mochiedien, geprocreerd by Ratoe Sepoeh, getrouwde vrouw.
Egte dogter:
Ratoe Ajoe, geprocreerd by Ratoe Sepoeh, getrouwde vrouw.
Onegte zoons:
Pangerang Radja Ningrat, gebooren uit het bywyf Njay Biba Afyah.
Tobagus Ahiad, geteelt by Njay Biba Toeroenth, bywyf.
Tobagus Hassam, gewonnen by Tahisah, bywyf.
Tobagus Soleman, gewonnen by Njay Biba Hadidjah, bywyf.
Radien Hafiel, geboren uit ’t bywyf Njay Masmien Daka.
Radien Abaas, geteelt by Njay Biba Rakijah, bywyf.
Onegte dogters:
Ratoe Taslijah, gebooren uit Njay Biba Hamidah, bywyf.
Ratoe Aisjah, geteelt by Njay Biba Satijah, bywyf.
Ratoe Marlea, gewonnen by Njay Biba Kanyah, bywyf.
Ratoe Salihah, geboren uyt Njay Biba Masmandaka, bywyf.
Ratoe Sitie Thaibah, gewonnen by Nja Biba Rambier, bywyf.
Ratoe Sietie Hadidjah, geteeld by Njay Biba Rahima, bywyf.
Ratoe Afyah, geprocreert by Njay Biba Tilasch, bywyf.
Ratoe Sitie Tsaliha, gebooren uit Njay Biba Hadidjah, bywyf.
Schoonzoons van laastgem. Zyn Hoogheid:
Pangerang Mohamed Salech,
Pangerang Ardi Koesoema en
Pangerang Mohemad Thahir.
Broeders van als even:
Pangerang Radja Kasoema,
Tobagus Hassan Oeddien en
Tobagus Aboe Chair.
Ooms van de presente vorst.
Pangerang Aria Adie Santika,
Pangerang Ahmad,
Tobagus Tahir,
Tobagus Djaja,
Pangerang Amad,
Tobagus Mohamad Said,
Tobagus Tsalech,
Radeen Hoesien en
Pangerang Poeroe Baja.
Neeven van als eeven:
Pangerang Abdul Raouff 1 en
Tobagus Doela.
Grootvaders broeder van als even:
Pangerang Nata Baja.
Moeders eygentlyke muyen van als even:
Ratoe Ajoe,
Ratoe Mohiel,
Ratoe Charijah,
Ratoe Halimach en
Ratoe Sitie Zaimach.
/onderstand/Getranlateerd/inmargins/Batavia
den 19 Septb. Ao. 1777/inadgetekent/H. Breton
Nagezien Accordeert
Heijnen Patricius
Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Terjemahan dari bahasa Melayu mengenai daftar anggota keluarga Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin, Sultan Banten pada saat ini, yang dibuat oleh Yang Mulia (penj. Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin), untuk Yang Terhormat Tuan Hendrik Breton, anggota dewan biasa Hindia-Belanda, yang bertanggung jawab dalam urusan kesultanan tersebut (penj. kesultanan Banten), didapatkan pada waktu Yang Terhormat (penj. Tuan Hendrik Breton) berada di sana, pada bulan September tahun 1777 Masehi.
Dapat dibaca demikian:
Anak-anak Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin.
Putra (penj. dari permaisuri):
Raden Muhammad, dihasilkan dari permaisurinya yang bernama Nyai Biba Saleh.
Putri (penj. dari permaisuri):
Ratu Salmah, dilahirkan dari permaisurinya yang bernama Nyai Biba Adi Wardaya.
Putra-putra (penje. dari selir):
Tubagus Ishak, diperoleh melalui selirnya yang bernama Nyai Biba Adi Syah,
Tubagus Yahya, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Salimah.
Putri (penj. dari selir):
Ratu Khadijah, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Mangsu.
Saudara-saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuan Yang Mulia (penj. Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin), atau anak-anak Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin yang baru saja meninggal dunia:
Putra-putra (penj. dari permaisuri):
Pangeran Raja Manggala, dihasilkan dari Ratu Sepuh, permaisurinya.
Pangeran Muhyiddin, dihasilkan dari Ratu Sepuh, permaisurinya.
Putri (penj. dari permaisuri):
Ratu Ayu, dihasilkan dari Ratu Sepuh, permaisurinya.
Putra-putra (penj. dari selir):
Pangeran Raja Ningrat, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Afiyah.
Tubagus Ahyad, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Turun.
Tubagus Hasan, diperoleh dari selirnya yang bermana Tahisah.
Tubagus Sulaiman diperoleh dari selirnya yang bernama Nyai Biba Khadijah.
Raden Habil, dilahirkan dari dari selirnya yang bernama Nyai Masmindaka.
Raden Abas, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Rahiyah.
Putri-putri (penj. dari selir):
Ratu Tasliyah, dilahirkan dari dari selirnya yang bernama Nyai Biba Hamidah.
Ratu Aisyah, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Satiyah.
Ratu Marliyah diperoleh dari selirnya yang bernama Nyai Biba Kaniyah.
Ratu Salihah, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Masmindaka.
Ratu Siti Saibah, diperoleh dari selirnya yang bernama Nyai Biba Rambir.
Ratu Siti Khadijah, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Rahimah.
Ratu Afiyah, dihasilkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Tilasah.
Ratu Siti Salihah, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Khadijah.
Menantu-menantu laki-laki dari Yang Mulia penguasa sebelumnya (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Pangeran Muhammad Saleh,
Pangeran Ardi Kusumah, dan
Pangeran Muhammad Thahir.
Saudara-saudara laki-laki dari orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Pangeran Raja Kusumah,
Tubagus Hasanuddin, dan
Tubagus Abu Khair.
Paman-paman dari sultan pada saat ini (penj. Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin):
Pangeran Aria Adi Santika,
Pangeran Ahmad,
Tubagus Thahir,
Tubagus Jaya,
Pangeran Amad,
Tubagus Muhammad Said,
Tubagus Saleh,
Raden Husain, dan
Pangeran Purbaya.
Sepupu-sepupu laki-laki dari orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Pangeran Abdul Rauf, dan
Tubagus Dulah.
Saudara laki-laki kakek dari orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arif Zainul Asyiqin):
Pangeran Natabaya.
Ibu-ibu yang dimiliki orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Ratu Ayu,
Ratu Muhilah,
Ratu Khariyah,
Ratu Halimah, dan
Ratu Siti Salimah.
/berdasarkan/Terjemahan/dengan catatan/Batavia
pada 19 September 1777 Masehi/ditandatangani/H. Breton
Diperiksa Disetujui
Heijnen Patricius
Pusat Kajian Sunda – The Varman Institute (TVI) merupakan unit unggulan yang berada di bawah Bidang Pendidikan Pengajaran dan Pelatihan (Department of Education, Teaching, and Training) dari Yayasan Buana Varman Semesta (BVS).