DAFTAR ANGGOTA KELUARGA SULTAN BANTEN: PADUKA SRI SULTAN ABUL MAFAKHIR MUHAMMAD ALIUDDIN I
(Berdasarkan Salinan Naskah JHR. MR. J.K.J. De Jonge)

Diterjemahkan oleh Gelar Taufiq Kusumawardhana/The Varman Institute

Pendahuluan
Di dalam buku “De Opkomst van het Nederlandchs Gezag in Oost-Indie, Verzameling van Onuitgegeven Stukken uit het Oud-Koloniaal Archief, Oorspronkelijke Stukkon 1764-1781 (Met en Stuk van 1752)” yang disusun oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge dan M.L. Van Deventer (khusus pasal XI) terbitan Martinus Nijhoff di ‘S Gravenhage (Den Haag) pada tahun MDCCCLXXXIII (1883 M), pada halaman 301-303, pasal XLV (45), terdapat tulisan dengan judul “Geslachtsregister van den Koning Van Bantam, 19 September 1777” (yang didasarkan pada keterangan dalam daftar isi), atau dengan judul “Translaat Maleyts geslagtregister van den presenten Padoeka Sirie Sulthan Aboel Mafachier Mohamad Alie Oeddien, Koning van Bantam, door Zyne Hoogheid aan den WelEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als commissaris over de zaaken van dat ryk, by gelegenheid van Zyn WelEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato September Ao. 1777” (yang didasarkan pada keterangan dalam judul tulisan).

Buku dengan judul “De Opkomst van het Nederlandchs Gezag in Oost-Indie, Verzameling van Onuitgegeven Stukken uit het Oud-Koloniaal Archief, Oorspronkelijke Stukkon 1764-1781 (Met en Stuk van 1752)” itu sendiri, apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya kurang-lebih adalah “Kebangkitan Kekuasaan Belanda di Hindia-Timur, Himpunan terhadap Bagian-Bagian Arsip Lama Kolonial yang Tidak Diterbitkan, Bagian-Bagian yang Berasal dari tahun 1764-1781 M (Bersama dengan Bagian dari tahun 1752 M)”. Adapun judul tulisan “Geslachtsregister van den Koning Van Bantam, 19 September 1777”, apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang-lebih artinya adalah “Daftar Anggota Keluarga Sultan Banten, 19 September 1777 M”. Sementara judul tulisan “Translaat Maleyts geslagtregister van den presenten Padoeka Sirie Sulthan Aboel Mafachier Mohamad Alie Oeddien, Koning van Bantam, door Zyne Hoogheid aan den WelEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als commissaris over de zaaken van dat ryk, by gelegenheid van Zyn WelEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato September Ao. 1777”, apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang-lebih artinya adalah “Terjemahan dari Bahasa Melayu Mengenai Daftar Anggota Keluarga Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin, Sultan Banten pada Saat Ini, yang Dibuat oleh Yang Mulia, untuk Yang Terhormat Tuan Hendrik Breton, anggota Dewan Biasa India-Belanda, Sebagai Penanggung Jawab Urusan Kesultanan tersebut, Diperoleh pada waktu Yang Terhormat Berada di sana, bulan September Tahun 1777 Masehi”.

Tulisan dengan judul “Geslachtsregister van den Koning Van Bantam, 19 September 1777”, atau dengan judul “Translaat Maleyts geslagtregister van den presenten Padoeka Sirie Sulthan Aboel Mafachier Mohamad Alie Oeddien, Koning van Bantam, door Zyne Hoogheid aan den WelEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als commissaris over de zaaken van dat ryk, by gelegenheid van Zyn WelEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato September Ao. 1777” tersebut, merupakan salinan terhadap tulisan yang dibuat oleh Heer (Indonesia: Tuan) Hendrik Breton—anggota dewan biasa (rad ordinair) VOC dan penanggung jawab urusan kerjasama (commissaris) antara VOC dan Banten—pada tanggal 19 September tahun 1777 M dengan judul yang sama. Adapun tulisan Tuan Hendrik Breton tersebut, sebenarnya merupakan tulisan terjemahan ke dalam bahasa Belanda, yang didasarkan pada tulisan asli yang dibuat oleh Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I—sultan Banten ke-13—pada bulan September tahun 1777 M dalam bahasa Melayu (dalam tulisan terjemahan Tuan Hendrik Breton tidak dicantumkan keterangan tanggalnya, namun bulannya dan tahunnya dijelaskan September 1777 M).

Pada saat ini, salinan yang dibuat oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge pada tahun 1883 M dengan judul “Translaat Maleyts geslagtregister van den presenten Padoeka Sirie Sulthan Aboel Mafachier Mohamad Alie Oeddien, Koning van Bantam, door Zyne Hoogheid aan den WelEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als commissaris over de zaaken van dat ryk, by gelegenheid van Zyn WelEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato September Ao. 1777” tersebut, sejauh ini belum bisa dikonfirmasi kepada tulisan asli yang pernah dibuat oleh Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I pada bulan September tahun 1777 M. Namun demikian, salinan yang dibuat oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge pada tahun 1883 M tersebut, terbukti masih bisa dikonfirmasi kepada tulisan yang pernah dibuat oleh Tuan Hendrik Breton pada tanggal 19 September tahun 1777 M dengan judul yang sama (hanya sedikit perbedaan ejahan), yakni “Translaat Maleyts Geslagt Register van den presente Padoeka Sirie Sulthan Aboel mafachier mohamad Alie oeddien, koning van bantam, door Zyne Hoogheid aan den welEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als Commissaris over de zaaken van dat Rijk, by gelegenheid van Zyn welEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato den September Ao. 1777”.

Bukti keberadaan tulisan Tuan Hendrik Breton tersebut, dapat dilihat dalam buku “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795 (1811)”, khususnya pada bagian “3476 1778. Zesde boek: Batavia, zesde deel 1778”, dengan kode: (1) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0457” (halaman 1972); (2) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0458” (lanjutan halaman 1972); (3) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0459” (halaman 1973); dan (4) “NL-HaNA 1.04.02 3476 0460 (lanjutan halaman 1973)”. Meskipun demikian, melalui pengamatan terhadap arsip yang termuat dalam “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” tersebut, dapat diketahui bahwa pada dasarnya tulisan yang dinisbatkan pada Tuan Hendrik Breton itu sendiri merupakan salinan yang dibuat oleh seorang juru tulis yang bernama Patricius dan disyahkan di bawah seorang juru periksa yang bernama Heijnen pada tahun 1778 M (disimpulkan melalui titi mangsa buku laporan VOC tahun 1778 M). Buku laporan pada tahun 1778 M tersebut, kemudian diberikan judul “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” dalam kepentingan kodifikasi arsip pada tahun 1811 M di Belanda (yang belum sempat terlacak penanggungjawabnya). Melalui arsip “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” pada tahun 1811 M tersebulah kemungkinan JHR. MR. J.K.J. De Jonge pada tahun 1883 M mendasarkan salinannya pada tahun 1883 M.

Dengan demikian, dapat diketahui sanad (silsilah) salinan naskah yang sampai kepada JHR. MR. J.K.J. De Jonge pada tahun 1883 M, didasarkan pada salinan naskah arsip “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” pada tahun 1811 M. Adapun naskah “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” pada tahun 1811 M itu sendiri, pada dasarnya merupakan naskah yang sama yang merupakan salinan pada tahun 1778 M melalui tangan Patricius dan Heijnen. Adapun naskah salinan Patricius dan Heijnen pada tahun 1778 M, didasarkan pada tulisan hasil terjemahan yang dilakukan oleh Tuan Hendrik Breton pada 19 September 1777 M. Sementara tulisan terjemahan yang dilakukan oleh Tuan Hendrik Breton pada 19 September 1777 M di Batavia didasarkan pada tulisan asli Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I pada bulan September tahun 1777 M (tanpa tanggal dan pastinya sebelum tanggal 19 September 1777 M).

Sebelum melakukan penerjemahan terhadap salinan naskah yang dibuat oleh Patricius dan Heijnen pada tahun 1778 M melalui arsip buku naskah “Inventaris van het archief van de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), 1602-1795” pada tahun 1811 M, ada baiknya salinan naskah yang dibuat oleh oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge pada tahun 1883 M melalui buku “De Opkomst van het Nederlandchs Gezag in Oost-Indie, Verzameling van Onuitgegeven Stukken uit het Oud-Koloniaal Archief, Oorspronkelijke Stukkon 1764-1781 (Met en Stuk van 1752)” dapat diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Meskipun di antara kedua naskah yang ada tersebut, sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan kecuali dalam hal perbedaan varian kecil ejahan dan teknologi pembuatan tulisan yang berbeda era. Pada tulisan JHR. MR. J.K.J. De Jonge pada tahun 1883 M, salinan tersebut telah menggunakan alat mesin cetak modern. Sementara pada tulisan Patricius pada tahun 1778 M, salinan tersebut masih menggunakan alat pena tulisan tangan.

Transkripsi dalam Bahasa Belanda

Translaat Maleyts geslagtregister van den presenten Padoeka Sirie Sulthan Aboel Mafachier Mohamad Alie Oeddien, Koning van Bantam, door Zyne Hoogheid aan den WelEdelen Heer Hendrik Breton, raad ordinair van Nederlands India, als commissaris over de zaaken van dat ryk, by gelegenheid van Zyn WelEd. aanwesen aldaar, overgegeven op dato September Ao. 1777.

Luidende aldus:
Kinderen van den Padoeka Sierie Sulthan Aboel Mafachier Mohamad Alie Oeddien.

Egte zoon:
Radeen Mohamad, geprocreert by desselfs huisvrouwe Njay Biba Tsalech.

Egte dogter:
Ratoe Salma, geboren uit desselfs huisvrouwe Njay Biba Adie Wardaja.

Onegte soons:
Tobachus Ithaak, gewonnen by desselfs bywyf Njay Biba Adie Sah,
Tobachus Iahhija, geteelt by desselfs bywyf Njay Biba Sarimah.

Onegte dogter:
Ratoe Hadjidjah, geboren uyt desselfs bywyf Njay Biba Mangsoe.

Broeders en zusters van Syn Hoogheid, of kinderen van den onlangs overleeden Sulthan Mohamad Arief Dzeinoel Assiekien:

Egte zoons:
Pangerang Radja Mangala, geprocreerd by Ratoe Sepoeh, getrouwde vrouw.
Pangerang Mochiedien, geprocreerd by Ratoe Sepoeh, getrouwde vrouw.

Egte dogter:
Ratoe Ajoe, Geprocreerd by Ratoe Sepoeh, getrouwde vrouw.

Onegte zoons:
Pangerang Radja Ningrat, gebooren uit het bywyf Njay Biba Afyah.
Tobagus Ahiad, geteelt by Njay Biba Toeroenth, bywyf.
Tobagus Hassam, gewonnen by Tahisah, bywyf.
Tobagus Soleman, gewonnen by Njay Biba Hadidjah, bywyf.
Radien Hafiel, geboren uit ’t bywyf Njay Masmien Daka.
Radien Abaas, geteelt by Njay Biba Rakijah, bywyf.

Onegte dogters:
Ratoe Taslijah, gebooren uit Njay Biba Hamidah, bywyf.
Ratoe Aisjah, geteelt by Njay Biba Satijah, bywyf.
Ratoe Marlea, gewonnen by Njay Biba Kanyah, bywyf.
Ratoe Salihah, geboren uyt Njay Biba Masmandaka, bywyf.
Ratoe Sitie Thaibah, gewonnen by Nja Biba Rambier, bywyf.
Ratoe Sietie Hadidjah, geteeld by Njay Biba Rahima, bywyf.
Ratoe Afyah, geprocreert by Njay Biba Tilasch, bywyf.
Ratoe Sitie Tsaliha, gebooren uit Njay Biba Hadidjah, bywyf.

Schoonzoons van laastgem. Zyn Hoogheid:
Pangerang Mohamed Salech,
Pangerang Ardi Koesoema en
Pangerang Mohemad Thahir.

Broeders van als even:
Pangerang Radja Kasoema,
Tobagus Hassan Oeddien en
Tobagus Aboe Chair.

Ooms van de presente vorst.
Pangerang Aria Adie Santika,
Pangerang Ahmad,
Tobagus Tahir,
Tobagus Djaja,
Pangerang Amad,
Tobagus Mohamad Said,
Tobagus Tsalech,
Radeen Hoesien en
Pangerang Poeroe Baja.

Neeven van als eeven:
Pangerang Abdul Raouff 1 en
Tobagus Doela.

Grootvaders broeder van als even:
Pangerang Nata Baja.

Moeders eygentlyke muyen van als even:
Ratoe Ajoe,
Ratoe Mohiel,
Ratoe Charijah,
Ratoe Halimach en
Ratoe Sitie Zaimach.

Getranslateerd.
Batavia, den 19n September Ao. 1777 2.

1 Bij van Brougel: Raup.

2 Deze lijst is niet geschikt om het vertrouwen in de genealogische opgaven van de Rovere van Brougel (“Bedenkingen over den staat van Bantam”) te versterken. Weinige namen dezer lijst, welke overigens met die van den Commandeur Reynouts geheel overeenstemt, vindt men hij van Breugel weer. Hij noemt zeven onechte broeders van den regerendon Koning, terwijl er zes waren. Radja Coesoema heet hij hem een oom, Pangerang Mohamod een neef des Konings; terwijl uit deze lijst, zoowel als uit de Memorie van Schippers, blijkt dat die twee zeer voorname personages aan het Bantamsche Hof, broeders waren. Verdere afwijkingen springen, bij eene vergelijking, van zelve in ‘t oog.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Terjemahan dari bahasa Melayu mengenai daftar anggota keluarga Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin, Sultan Banten pada saat ini, yang dibuat oleh Yang Mulia (penj. Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin), untuk Yang Terhormat Tuan Hendrik Breton, anggota dewan biasa Hindia-Belanda, yang bertanggung jawab dalam urusan kesultanan tersebut (penj. kesultanan Banten), didapatkan pada waktu Yang Terhormat (penj. Tuan Hendrik Breton) berada di sana, pada bulan September tahun 1777 Masehi.

Dapat dibaca demikian:
Anak-anak Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin.

Putra (penj. dari permaisuri):
Raden Muhammad, dihasilkan dari permaisurinya yang bernama Nyai Biba Saleh.

Putri (penj. dari permaisuri):
Ratu Salmah, dilahirkan dari permaisurinya yang bernama Nyai Biba Adi Wardaya.

Putra-putra (penje. dari selir):
Tubagus Ishak, diperoleh melalui selirnya yang bernama Nyai Biba Adi Syah,
Tubagus Yahya, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Salimah.

Putri (penj. dari selir):
Ratu Khadijah, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Mangsu.

Saudara-saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuan Yang Mulia (penj. Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin), atau anak-anak Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin yang baru saja meninggal dunia:

Putra-putra (penj. dari permaisuri):
Pangeran Raja Manggala, dihasilkan dari Ratu Sepuh, permaisurinya.
Pangeran Muhyiddin, dihasilkan dari Ratu Sepuh, permaisurinya.
.
Putri (penj. dari permaisuri):
Ratu Ayu, dihasilkan dari Ratu Sepuh, permaisurinya.

Putra-putra (penj. dari selir):
Pangeran Raja Ningrat, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Afiyah.
Tubagus Ahyad, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Turun.
Tubagus Hasan, diperoleh dari selirnya yang bermana Tahisah.
Tubagus Sulaiman diperoleh dari selirnya yang bernama Nyai Biba Khadijah.
Raden Habil, dilahirkan dari dari selirnya yang bernama Nyai Masmindaka.
Raden Abas, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Rahiyah.

Putri-putri (penj. dari selir):
Ratu Tasliyah, dilahirkan dari dari selirnya yang bernama Nyai Biba Hamidah.
Ratu Aisyah, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Satiyah.
Ratu Marliyah diperoleh dari selirnya yang bernama Nyai Biba Kaniyah.
Ratu Salihah, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Masmindaka.
Ratu Siti Saibah, diperoleh dari selirnya yang bernama Nyai Biba Rambir.
Ratu Siti Khadijah, didapatkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Rahimah.
Ratu Afiyah, dihasilkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Tilasah.
Ratu Siti Salihah, dilahirkan dari selirnya yang bernama Nyai Biba Khadijah.

Menantu-menantu laki-laki dari Yang Mulia penguasa sebelumnya (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Pangeran Muhammad Saleh,
Pangeran Ardi Kusumah, dan
Pangeran Muhammad Thahir.

Saudara-saudara laki-laki dari orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Pangeran Raja Kusumah,
Tubagus Hasanuddin, dan
Tubagus Abu Khair.

Paman-paman dari sultan pada saat ini (penj. Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin):
Pangeran Aria Adi Santika,
Pangeran Ahmad,
Tubagus Thahir,
Tubagus Jaya,
Pangeran Amad,
Tubagus Muhammad Said,
Tubagus Saleh,
Raden Husain, dan
Pangeran Purbaya.

Sepupu-sepupu laki-laki dari orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Pangeran Abdul Rauf1, dan
Tubagus Dulah.

Saudara laki-laki kakek dari orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arif Zainul Asyiqin):
Pangeran Natabaya.

Ibu-ibu yang dimiliki orang yang sama yang disebutkan barusan (penj. Sultan Muhammad Arifin Zainul Asyiqin):
Ratu Ayu,
Ratu Muhilah,
Ratu Khariyah,
Ratu Halimah, dan
Ratu Siti Salimah.

Diterjemahkan.
Batavia, 19 September 1777 Masehi2.

1 Brougel menuliskannya dengan ejahan: Raup.

2 Daftar ini tidak sama dan tidak dapat digunakan untuk mendukung silsilah yang diyakini oleh Rovere van Brougel dalam “Bedenkingen over den staat van Bantam” (penj. Gambaran Mengenai Negeri Banten). Beberapa nama yang terdapat dalam daftar ini (penj. daftar nama dalam terjemahan Tuan Hendrik Breton), seluruhnya sama dengan keterangan yang diberikan oleh komandan Reynouts, yang sebenarnya digunakan juga oleh van Brougel. Hanya saja dia (penj. Rovere van Brougel) kemudian menyebutkan tujuh saudara laki-laki sultan yang tengah berkuasa dari pihak ibu tirinya yang selir, yang seharusnya ada enam. Raja Kusuma disebutkannya sebagai paman, Pangeran Muhammad disebutkannya sebagai sepupu, sementara berdasarkan pada daftar ini, serta berdasarkan pada keterangan yang terdapat dalam “Schippers van Memorie” (penj. Tulisan Kenangan oleh Schippers), ternyata kedua tokoh yang dihormati dalam lembaga Peradilan Banten itu, sebenarnya adalah saudara-saudara laki-lakinya (penj. Sultan Abil Mafakhir Muhammad Aliuddin). Penyimpangan lebih lanjut tentu saja menarik perhatian juga untuk dibandingkan.

Penutup

Hasil penerjemahan yang dilakukan terhadap salinan yang dibuat oleh JHR. MR. J.K.J. De Jonge dalam buku“De Opkomst van het Nederlandchs Gezag in Oost-Indie, Verzameling van Onuitgegeven Stukken uit het Oud-Koloniaal Archief, Oorspronkelijke Stukkon 1764-1781 (Met en Stuk van 1752)” tahun 1883 M tersebut, untuk sementara waktu akan dibiarkan apa adanya tanpa memasuki terlebih dahulu analisa-analisa yang berkaitan dengan konteks-konteks yang dapat memperjelas kandungan dari garis silsilah dan daftar agggota keluarga Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I yang dikemukakan secara langsung oleh dirinya sendiri. Hal itu dikarenakan untuk menafsirkan nama-nama yang kehadirannya tidak dijelaskan secara lugas oleh Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I, masih memiliki peluang untuk dikonfirmasi kepada arsip-arsip berupa surat-surat lainnya yang dibuat secara langsung oleh Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I, yang biasanya mengandung keterangan-keterangan yang berkaitan dengan garis silsilah dan daftar agggota keluarga lainnya. Demikian juga dengan surat-surat yang dibuat oleh sultan-sultan Banten lainnya yang relevan, baik pada era sebelum Paduka Sri Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin I, maupun era setelahnya.

Bandung, 24 April 2024 M

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".