Dulu
aku mampu habiskan waktu
untuk melihat bintang-bintang
sejak sepertiga malam paling awal
hingga sepertiga malam paling akhir
dengan tengadah, puas dan takjub
tanpa rasa jemu
terpaan angin dingin menggigilkan tubuh
yang telah dibalut berlapis-lapis pakaian dan jaket
membekukan kulit pipi dan menggemeretakkan gigi-gigi
bintang-bintang bertaburan
bergeser dari satu waktu ke satu waktu yang lain
sementara kubah langit perlahan lebih terang dan makin terang
sayup-sayup adzan berkumandang
bersahut-sahutan dari satu masjid ke masjid lainnya
dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya di kejauhan
sejak adzan paling awal hingga adzan di waktu fajar
memerintahkan tubuh yang ringkih dan menggigil
bergerak perlahan-lahan menuju sumber air
lalu dibasuhnya bagian-bagian tubuh oleh air
yang mengalir dingin menyengat seperti salju
butir-butir embun menggelayut
di atas batang-batang rumput yang rapuh
yang terhampar pada bidang savana yang luas
sementara sajadah segera dihamparkan untuk menghadap Allah
dalam sikap yang penuh hormat dan pasrah
pada ketidaktahuan mengenai hal-hal yang ghaib
rahasia mengenai Tuhan
rahasia mengenai masa depan
rahasia mengenai nasib diri
segala rahasia yang terasa masih jauh dan misteri
matahari perlahan-lahan naik
sinar matahari perlahan-lahan terang
menghilangkan bintang-bintang
yang berganti langit yang membiru
dan awan-awan putih yang menggumpal
berarak-arak bergerak saling berkejaran
lalu penggalan-penggalan ayat
yang begitu mengesankan
diucapkan dalam benak yang lirih
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
(Ali Imran 190-191)
keinginan hanyalah harapan
yang diterbangkan melalui do’a-do’a
dalam penantian dan cemas yang tidak memaksa
mengenai semua hal yang mungkin terjadi
dan mungkin tidak akan pernah terjadi
sebagai suatu hal yang sewajarnya
dalam kesadaran sebagai hamba
yang tidak memiliki kendali
Batujajar, 12 Agustus 2022 M
GTK
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.