PENDAHULUAN
Tri Tangtu merupakan pengetahuan konseptual yang dimiliki oleh masyarakat Sunda pada masa silam. Berita mengenai adanya konsep Tri Tangtu sebagai sebentuk pemahaman konseptual pada masyarakat Sunda baru diketahui kembali setelah munculnya serangkaian publikasi pada bidang filologi yang menerbitkan ulang khazanah pengetahuan mengenai naskah-naskah Sunda kuno yang pernah dimiliki oleh masyarakat Sunda pada masa lalu, yang mana di dalamnya memuat berita konseptual mengenai Tri Tangtu.
Namun demikian, bagaimana mengenai hakikat dari konsep dan bangun konseptual Tri Tangtu itu sendiri, sesungguhnya masih memerlukan suatu kajian secara lebih khusus dan mendalam sebagai sebentuk ikhtiar dalam melakukan pembacaan ulang dan analisa rekonstruktif yang memadai terhadap sumber informasi Tri Tangtu yang terkandung dalam naskah-naskah Sunda kuno yang ada tersebut sebagai sumber keterangan primer.
Oleh karena itu, demi memperoleh suatu pemahaman konsep Tri Tangtu dan bangunan konseptual Tri Tangtu secara lebih khusus, mendalam, sistematik, utuh, menyeluh, jernih, dan jelas sebagaimana yang dimaksudkan di dalam naskah-naskah Sunda kuno itu sendiri sebagai sumber primer, maka dirasa perlu untuk melakukan studi historiografi dan bibliografi secara langsung terhadap naskah-naskah Sunda kuno yang ada tersebut.
Sehingga studi historiografi dan bibliografi tersebut merupakan langkah paling awal dan mendasar yang perlu untuk dilakukan dalam meminimalisir dampak penafsiran yang terlalu cepat melompat dan liar, tanpa melakukan kajian secara langsung terhadap data-data yang tersajikan di dalam sumber naskah-naskah Sunda kuno tersebut.
Dengan adanya studi historiografi dan bibliografi tersebut, maka kekeliruan-kekeliruan penafsiran yang mungkin dilakukan oleh analis sejarah, pecinta sejarah, aktifis kebudayaan Sunda terhadap konsep dan bangunan konseptual Tri Tangtu karena minimnya akses terhadap data-data yang ada tersebut dapat diminimalisir.
Secara teknis studi historiografi dan bibliografi yang akan dilakukan ini, merupakan proses inventarisasi terhadap pernyataan-pernyataan mengenai konsep Tri Tangtu baik yang secara tegas dan jelas menyatakannya, maupun terhadap pernyataan-pernyataan yang sekedar memberikan keterhubungan secara konseptual dengan konsep Tri Tangtu dan dianggap memiliki relevansi dalam memberikan pemahaman yang dapat membantu meberikan gambaran secara jauh lebih utuh dan menyeluruh terhadap konsep Tri Tangtu tersebut.
Dengan demikian, studi historiografi dan bibliografi tersebut bukan merupakan suatu kajian akhir mengenai konsep dan bangunan konseptual Tri Tangtu, melainkan baru menyediakan kelengkapan bahan-bahan bangunan (material). Kemudian untuk bisa membangun ulang konsep dan banguanan konseptual Tri Tangtu sebagaimana yang diinginkan, maka masih diperlukan kerja keras arsitek dan pertukangan dalam rangka membangunnya (formal) dengan daya analisa yang kritis, sistematik, holistik, integral, koheren, dan memanfaatkan seluruh informasi yang terkandung dalam naskah-naskah yang terserak namun demikian bersifat berkorespondensi antara satu sumber dengan sumber yang lainnya.
Adapun mengenai sumber naskah yang digunakan dalam kesempatan inventarisasi kali ini adalah naskah Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung, Carita Parahyangan, Fragmen Carita Parahyangan, dan Sanghyang Sasana Waruga Guru yang sebagian besarnya merupakan koleksi Chye Retty Isnendes yang tersimpan dalam perpustakaan pribadinya Sundaning Sekar.
Melalui kelima naskah tersebut dapat diketahui bahwa konsep dan bangun konseptual Tri Tangtu sebenarnya tersebar luas dalam khazanah naskah-naskah Sunda kuno secara secara lebih masyhur dan merata, dan tidak hanya tersitir di dalam satu atau dua buah naskah-naskah Sunda kuno saja.
Sehingga bisa jadi, berita mengenai konsep dan bangun konseptual Tri Tangtu tersebut, baik yang menyitir secara tegas dan jelas maupun yang terhubung secara konseptual dengan Tri Tangtu, masih ada peluang dan kemungkinan terekam di dalam naskah-naskah Sunda kuno yang lainnya.
Mengenai aspek pemilihan terhadap kelima naskah yang dihadirkan di dalam tulisan ini sebagai sumber kepustakaan semata-mata dilakukan atas dasar tersedianya sumber naskah-naskah tersebut, sebagai suatu kelengkapan koleksi kepustakaan yang dimiliki oeh penulis pribadi dan tim di Buana Varman Semesta (BVS).
Sehingga dalam kesempatan yang lain pelacakan dan studi historiografi dan bibliografi terhadap naskah-naskah Sunda kuno yang lainnya (di luar kelima naskah tersebut), dianggap masih perlu dilakukan untuk sekedar menyapu agar tidak ada keterangan-keterangan yang selayaknya penting dan relevan untuk diketahui masih luput dari usaha inventarisasi.
Penulisan risalah mengenai “STUDI HISTORIOGRAFI DAN BIBLIOGRAFI MENGENAI KONSEP TRI TANGTU BERDASARKAN NASKAH-NASKAH SUNDA KUNO” yang disusun dalam rangka memahami ulang aspek konseptual dan aspek bangunan konseptual mengenai Tri Tangtu dalam khazanah masyarakat Sunda kuno berdasarkan sumber primer naskah-naskah Sunda kuno tersebut, dengan demikian barulah merupakan daftar inventarisasi kutipan atau pernyataan sebagai bahan untuk memahami konsep dan bangunan konseptual Tri Tangtu yang akan dikerjakan pada tulisan-tulisan terpisah selanjutnya.
Namun demikian, demi menghindari hilangnya pengertian, nilai, dan makna yang terkandung di dalam setiap kutipan atau pernyataan yang ada, maka sedikit-banyak tanpa bisa dihindari akan diberikan ulasan atau komenta secukupnya sebagai sebuah langkah penjajakan.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dan apresiasi yang dilakukan sidang pembaca terhadap usaha kecil yang dilakukan penulis ini. Sehingga kritik, saran, urun-rembug gagasan, dan masukan-masukan yang dapat menambah bobot nilai dan makna atas hasil kerja rintisan ini, sesungguhnya sangat kami harapkan.
Batujajar, 30 Juni 2022 M
Gelar Taufiq Kusumawardhana
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.