Pada tulisan sebelumnya telah ditulis mengenai silsilah Pangeran Jayakarta 1, yakni Fadhilah Khan dan Pangeran Jayakarta 2, yakni Tubagus Angke. Sementara pada tulisan Ikhtiar Mendudukan Pangeran Sageri Jatinagara Dari Mata Rantai Pangeran-Pangeran Jayakarta, telah diulas sepintas hipotesa mengenai kemungkinan Pangeran Jayakarta 3 yang dijabat oleh Tubagus Sungerasa Jayawikarta/Pangeran Wijayakrama dan Pangeran Jayakarta 4 yang dijabat oleh Pangeran Ahmad Jakerta.
Pada tulisan ini, akan ditegaskan bahwa Tubagus Sungerasa Jayawikarta/Pangeran Wijayakrama pada faktanya memang benar merupakan Pangeran Jayakarta 3. Sementara Pangeran Ahmad Jakerta pada faktanya memang benar merupakan Pangeran Jayakarta 4.
Tingkat kesederajatan masa hidup dan tata urut generasi dalam nasab dari Pangeran Jayakarta 3 yakni Tubagus Sungerasa Jayawikarta, setara dengan masa hidup dan tata urut generasi dalam nasab dari Sultan Banten 4 yakni Abu Al Mafakhir Mahmud Abdul Qadir (Sultan Agung). Kedudukan tersebut dapat dipastikan karena putra dari Sultan Banten 4 Abu Al Mafakhir Mahmud Abdul Qadir (Sultan Agung), yakni Sultan Banten 5 yakni Abdul Maali Ahmad menikahi putri dari Pangeran Jayakarta 3 Tubagus Sungerasa Jayawikarta, yakni Ratu Mertakusuma.
Melalui data tersebut kita akan tahu bahwa masa hidup dan masa jabatan normal Sultan Banten 5 yakni Abdul Maali Ahmad akan setara dengan Pangeran Jayakarta 4 yakni Pangeran Ahmad Jakerta yang merupakan saudara laki-laki dari Ratu Martakusumah (yang merupakan suami dari Sultan Banten 5 yakni Abdul Maali Ahmad). Adapun putra dari pasangan Sultan Banten 5 Abdul Maali Ahmad dengan Ratu Mertakusumah maka melahirkan anak yang kemudian akan menjadi Sultan Banten 6 dengan nama Abu Al Fath Abdul Fattah/Sultan Ageng Tirtayasa.
Kedudukan Sultan Banten 6 yakni Abu Al Fath Abdul Fattah/Sultan Ageng Tirtayasa terhadap Pangeran Jayakarta 4 yakni Pangeran Ahmad Jakerta dengan demikian adalah keponakan terhadap paman (atau suwan terhadap uwaknya). Pangeran Jayakarta 4 yakni Pangeran Ahmad Jakerta lah kemungkinan yang memberikan perlindungan terhadap aspek perwalian Sultan Banten 6 Abu Al Fath Abdul Fattah/Sultan Ageng Tirtayasa hingga masa dewasa dan berkuasa penuh atas tahta Kesultanan Banten.
Dengan demikian dapat dipastikan pula bahwa pada masa Pangeran Jayakarta 4 Pangeran Ahmad Jakerta, pusat ibukota Jayakarta berhasil direbut oleh VOC di bawah Gubernur General Jan Pieterszoon Coen. Pusat ibukota Jayakarta kemudian dipindahkan oleh Pangeran Jayakarta 4 Pangeran Ahmad Jakerta menuju pedalaman Jatinagara. Masa hidup dan jabatan Sultan Banten 6 Abu Al Fath Abdul Fattah/Sultan Ageng Tirtayasa dengan demikian setara dengan masa jabatan Pangeran Jayakarta 5 yang merupakan putra dari Pangeran Jayakarta 4 Pangeran Ahmad Jakerta, yakni Pangeran Jayakarta 5 Pangeran Lahut.
Pangeran Sageri yang merupakan salah-satu putra dari Sultan Banten 6 Abu Al Fath Abdul Fattah/Sultan Ageng Tirtayasa yang hijrah untuk memperkuat basis pemukiman baru di Jatinagara, dengan demikian bukan hidup pada masa Pangeran Jayakarta 4 Pangeran Ahmad Jakerta sebagaimana banyak ditulis oleh pengulas-pengulas sejarah tradisional. Pangeran Sageri dengan demikian akan hidup dan semasa dengan jabatan Pangeran Jayakarta 6 yang merupakan putra dari Pangeram Jayakarta 5 Pangeran Lahut, yang bernama Jayakarta 6 Pangeran Padmanagara (Poto: Encyclopedia DKI Jakarta)
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.