Fatimah binti Muhammad al-Fihriyah al-Qurashiyah (800-880 M). Lahir di Qairawan (Tunisia) meningal di Fez (Maroko). Jasa terbesar Fatimah yang dikenang dunia adalah pembuatan Madrasah Qarawiyun pada tahun 859 M di Fez Maroko.
Dirasah artinya belajar sementara Madrasah artinya tempat belajar (bahasa Ibraninya Midras). Meskipun Madrasah bermakna umum pada seluruh tempat belajar berdasarkan jenjang dan model pembelajaran, namun pada masa Islam Abad Pertengahan (Islamic Golden Age), Madrasah secara khusus telah berarti institusi pendidikan tinggi (higher education). Sementara institusi pendidikan rendah hingga menengah disebut dengan Kutab/Maktab yang secara etimologi berarti tempat menulis.
Madrasah Qarawiyun merupakan institusi pendidikan tinggi pertama bukan hanya di dunia Islam melainkan di seluruh dunia, dalam pengertian sebagaimana layaknya dalam pemahaman institusi pendidikan tinggi model universitas modern ini (bukan model institute atau akademi).
Madrasah kemudian bukan hanya berdiri di Maroko, melainkan juga di Mesir (Madrasah Al Azhar), di Baghdad (Madrasah Nizamiah). Menyusul kemudian madrasah-madrasah di Damaskus, Alepo, Cordoba, Seville, Toledo, Granada, Murcia, Almeria, Valencia, Cadiz. Juga kemudian berkembang ke seluruh belahan dunia Islam dari barat sampai timur dari utara sampai selatan dari bentangan wilayahnya.
Madrasah merupakan role model institusi yang kemudian hari ke dunia barat akan dinamai University. Bukan sekedar role model, bahkan dapat terlacak sebagiannya menunjukkan jejak kontinuitas dari madrasah yang semula diambil-alih dunia barat pada masa penaklukan Andalusia (reconquista). Dari ratusam madrasah di seluruh wilayah Andalusia institusi pendidikan tinggi kemudian menyebar pengaruhnya secara bertahap ke Spanyol, Portugis, Perancis, Itali, dan seluruh belahan dunia barat.
Sebagai perbandingan, Madrasah Qarawiyun yang dianggap paling tua di belahan dunia Islam berdiri pada tahun 859 M, maka Universitas Bologna yang diangap paling tua di belahan dunia Eropa berdiri pada tahun 1088 M.
Adapun alumni yang berhasil mendapatkan ijazah dari hasil kuliyahnya di Madrasah Qarawiyun dan juga beberapa mahasiswa tamunya antara lain: Paus Sylvester II (abad 10), Abu Imran Al Fasi (abad 11), Ibnu Arabi, Muhamad Al Idrisi, Maimonindes, Ali Ibnu Hirzihim (abad 12), Nurudin Al Bitruji (abad 13), Ibnu Khaldun, Ibnu Rusad Al Sabti, Muhammad Ibnu Al Haj Al Abdari Al Fasi, Ibnu Al Khatib, (abad 14), Leo Africanus (abad 15), Nicolas Cleynaerts (abad 16), Jacobus Golius (abad 17), dan seterusnya.
Meskipun pamornya telah jauh menurun, Madrasah Qarawiyun masih bertahan dan aktif hingga saat ini dengan menyesuaikan format modern menjadi Al Jamiah (University) Qarawiyun.
#medievalislam
#islamicgoldenage
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.