Abu Zakariya Yahya Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu al-Awwam Al Isybili, lebih dikenal dengan Ibnu Al Awwam Al Isybili (orang Sevile). Hidup dan berkarya pada masa Kekhalifahan Al Mohad (Al Muwahidun) di Sevile (Spanyol) pada abad 12 M.
Ibnu Al Awwam dikenal dengan kitab kuning atau magnum opus atau magisterial atau treatise dengan judul Kitab Al Filaha (Book of Agriculture). Reputasinya yang besar dalam pengembangan Ilmu Pertanian dicatat oleh Sejarawan Ibnu Khaldun dan juga Bibliografis Al Qalqasyandi.
Ibnu Al Awwam bukan sekedar teoretikus murni Pertanian, melainkan juga secara aplikasi langsung menerapkannya dalam keseharian eksperimentasinya di kawasan pertanian Al Jafar di Sevile Barat.
Di dalam Kitab Al Filaha, Ibnu Al Awwam merujuk pada 112 Ilmuan Pertanian sebelumnya. Adapun jumlah kutipannya baik langsung maupun tidak langsung mencapai angka 1900 buah. Sejumlah 615 kutipan diantaranya dari Ahli Yunani Kuno, 585 kutipan lainnya dari Ahli Arab Islam Asia Barat Daya, dan 690 kutipan lainnya dari Ahli Arab Islam Andalusia (Semenanjung Iberia).
Buku Pertanian tersebut dibangun dari 34 bab. Menceritakan segala aspek pembudidayaan, menjelaskan 585 jenis tanaman, 50 jenis buah-buahan, dan menjelaskan hal-ihwal jenis tanah, ikhtiar pemupukan kandang, kegiatan okulasi, dan berbagai cara penanganan hama.
Ibnu Al Awwam bukan lah Teoretikus Pertanian pertama yang dimiliki dunia Islam. Namanya bersanding dengan ilmuan-ilmuan pertanian lainnya yang mana seluruh rangkaiannya melahirkan gejala spektakular yang oleh dunia barat dikenal sebagai Arabic Revolution Agriculture atau Islamic Revolution Agriculture.
Nama-nama ilmuan Pertanian Islam yang melahirkan karya-karya penting tersebut antara lain: Ibnu Al Wahsyiya (abad 10 Abasiyah, Irak), Arib Ibnu Saad (abad 10 Umayah Barat, Kordoba), Al Nahrawi (abad 11 Umayah Barat, Kordoba), Ibnu Wafid (abad 11 Taifa, Toledo), Ibnu Basal (abad 11 Taifa, Toledo/Sevile), Ibnu Hajaj (abad 11 Taifa, Sevile), Abu Al Khair (abad 11 Taifa, Sevile), Al Tighnari (abad 12 Taifa/Al Moravid, Granada), Ibnu Al Awwam (abad 12 Al Mohad, Sevile), Ibnu Mamati (abad 13 Ayubi, Mesir), Al Watwat (abad 14 Mamluk, Mesir), Al Malik Al Asyraf (abad 13 Rasulid, Yaman), Ibnu Al Raqom (abad 14 Nasrid, Murcia/Granada), Ibnu Al Banna (abad 14 Marinid, Marakes), Al Dimasqi (abad 14 Mamluk, Damaskus), Ibnu Luyun (abad 14 Al Moravid, Al Meria), Al Malik Al Afdal (abad 14 Rasulid, Yaman), Al Tamar Al Tumuri (abad 14 Mamluk, Mesir), Al Ghazi Al Amiri (abad 16 Otoman, Damaskus), Kibrit Al Husaini (abad 17 Otoman, Madinah), Al Nabulusi (abad 18 Otoman, Syiria), Ibnu Kannan (abad 18 Otoman, Damaskus), Khairudin Ibnu Ilyas (abad 18 Otoman, Madinah), dan Al Khalasi (abad 18 Otoman, Syiria).
Meskipun demikian, reputasi Ibnu Al Awwam merupakan yang terbesar dan yang meletakkan landasan keilmuan Pertanian yang paling awal dan komprehensif. Kitab kuningnya menjadi landasan bagi kajian Pertanian modern yang sangat besar mempengaruhi dunia barat. Ibnu Al Awwam dengan demikian sangat layak disebut sebagai Bapak Ilmu Pertanian modern.
#islamicgoldenage
#medievalislam
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.