
Dalam hal pembuatan zat pewarna biru alami dari bahan Tarum, menurut keterangan Kang Yadi Supriadi (TARAP, Banjar, Jawa Barat): ‘secara umum dari jenis dan genus Tarum apapun komposisinya berkisar antara menggunakan angka 2 % atau 5 % dari pergutungan berat bahan baku kering yang akan digunakan dalam pembuatannya’. Keterangan tersebut sempat diperoleh Kang Yadi Supriadi dari Mas Fatah Syaifur R. Ipung (Shibiru, Temanggung, Jawa Tengah) yang merupakan pengusaha zat pewarna Tarum (Indigo Dye) dari jenis Strobilanthes cusia melalui sebuah pertemuan dan praktik ujicoba secara langsung. Namun demikian, Kang Yadi Supriadi melalui keterangan yang diberikan Mas Fatah Syaifur R. Ipung tersebut telah memilih, mempraktekan, menetapkan, dan mempergunakan angka 2 % dari berat kering (belum terkena air) bahan baku Tarum Akar yang akan dipergunakan dalam setiap prosesnya.
Dalam proses ujicoba pembuatan zat pewarna alam (indigo dye/indigo coloring) dari Tarum Akar sebelumnya, telah dikemukakan sebelumnya bahwa bahan baku yang dipergunakan dalam proses pembuatannya dengan berat 4000 gram (1 kg) untuk menghasilkan 400 gram zat pewarna alamnya. Dengan data prosentasi kapur yang dibutuhkan dalam proses elstraksi Tarum Akar sebanyak 2 %, maka kita akan mengetahui bahwa jumlah kapur yang dipergunakan pada eksperimen sebelumnya adalah 2 % (2 : 100) x 4000 gram (1 kg) dengan hasil 80 gram berupa berat kering (belum terkena air) kapur.
Dengan demikian, untuk membantu proses pembuatan ekstraksi Tarum Akar, maka dapat dipergunakan patokan dasar bahwa bantuan kapur yang dibutuhkan adalah 2 % dari setiap berat bahan baku Tarum Akar yang akan dipergunakan.

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.