Catatan ini masih didasarkan pada analisa dari Kang Yadi Supriadi sebagai koordinator komunitas TARAP (Tarum Areuy Product) dan Indigo Experimental Station at Pataruman, Kota Banjar dengan asumsi jarak tanam antar tumbuhan sebanyak 10 cm.
Maka pada luas bidang lahan 14 m2 (1 tumbak) jumlah tumbuhan Tarum Areuy yang dibutuhkan adalah 1.400 bibit. Misalnya saja pada bidang lahan ujicoba berukuran 7 m x 2 m (14 m2), atau 4 m x 3,5 m (14 m2), dan atau 14 m x 1 m (14 m2).
Dari data dasar ini dapat dideduksi menjadi kalkulasi matematis sebagai berikut:
. Luas lahan 14 m2 (1 tumbak) dibutuhkan 1.400 bibit.
. Luas lahan 24 m2 (2 tumbak) dibutuhkan 2.800 bibit.
. Luas lahan 38 m2 (3 tumbak) dibutuhkan 4.200 bibit.
. Luas lahan 52 m2 (4 tumbak) dibutuhkan 5.600 bibit.
. Dan seterusnya.
Perhitungan hasil panen dedaunan dan batang sebagai bahan baku pembuatan zat pewarna biru alami masih memerlukan data hasil ujicoba usia tanam (bulan atau tahun) per/luasan lahan yang dipergunakan sebagaimana data kapasitas lahan ujicoba sebagaimana dipaparkan sebelumnya. (Foto: Ackay Deni Ramdani/Indigo Experimental Station at Bekasi)
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.