Dengan menggunakan bahan 1500 gram (1 1/5 kg) singkong bahan mentah akan menghasilkan 500 gram (1/2 kg) singkong dalam bentuk potongan-potongan kecil yang telah kering.
Dari 500 gram (1/2 kg) singkong kering kemudian akan menghasilkan 400 gram tepung singkong setelah dikurangi 100 gram sedimen serat yang tidak terpakai.
Dengan demikian jika digunakan bahan sebanyak 3000 gram (3 kg) sebagaimana dalam ekperimental pada saat ini, maka hasil akhirnya adalah 800 gram tepung singkong yang telah jadi.
Perhitungan untuk mendapatkan hasil akhir berupa 1 kg tepung singkong dengan demikian dapat dibuat logika persamaan sebagamana berikut:
Jika 3000 gram bahan mentah maka akan menghasilkan 800 gram tepung akhir. Jika 1500 gram bahan mentah maka akan menghasilkan 400 gram tepung akhir. Jika 750 gram bahan mentah maka akan menghasilkan 200 gram tepung akhir.
Sehingga untuk menghasilkan 1 kg tepung akhir melalui dasae percobaan tersebut dapat disimpulkan dengan cara 3000 gram (bahan eksperimen awal untuk menghasilkan 800 gram tepung akhir) ditambahkan dengan 750 gram (prediksi bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 200 gram tepung akhir), maka totalnya adalah 3.750 gram (3,75 kg) untuk menghasilkan 1 kg tepung akhir. Yakni nyaris mencapai angka 4000 gram (4 kg) bahan baku.
Berdasarkan analisa para ahli dalam bidang tersebut, daya tahan tepung singkong dalam kondisi penyimpanan yang layak akan mampu bertahan dalam jangka waktu 1 tahun lamanya. Tepung singkong tersebut tanpa melalui perlakuan lebih khusus berupa tahap penyangraian (roasting). Topik penyangraian tersebut perlu dilihat pada pembahasan selanjutnya apakah masih diperlukan ataukah tidak diperlukan sama sekali dalam pembuatan tepung singkong tersebut.
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.