Sekitar tahun 1850, petugas patroli Prancis (ranger) sudah menggendong ransel dari kulit hewan yang diikatkan ke punggung untuk melintasi tapal batas di wilayah-wilayah pegunungan, dimana didalamnya terdapat lembaran kulit hewan yang telah dilapisi wol dan dapat digulung atau direbahkan.
Pada tahun 1861 Francis Fox Tuckett, seorang pendaki gunung asal Inggris yang sempat menjabat sebagai wakil ketua Alpine Club dan anggota Royal Geographical Society; juga pernah menguji prototipe kantung tidur yang terbuat dari selimut wol dan diberinya lapisan pelindung karet pada bagian bawahnya agar tahan air.
Kedua desain tersebut sebenarnya sudah menyumbangkan bentuk kantung tidur (sleeping bag) untuk melindungi keseluruhan tubuh manusia, hanya saja masih belum praktis untuk bisa dibuka-tutup dalam intensitas keluar-masuk yang sering.
Inovasi paling nyaman kemudian ditemukan oleh Pryce Pryce-Jones dari Welsh (Inggris), seseorang yang dikenal juga sebagai penemu dan perintis usaha dibidang jasa pelayanan surat (pos). Pada tahun 1876, dia berhasil memperkenalkan sebentuk kantung tidur yang disebutnya dengan euklisia rug.
Euklisia kemungkinan berasal dari bahasa Yunani ecclesia atau ekklesia, istilah yang sempat digunakan dalam terjemahan Kristen menjadi jemaat atau gereja.
Namun pada dasarnya, ecclesia merujuk pada konsep dasar demokrasi yang sempat berlaku di kota Atena (480-404 SM). Yakni merujuk pada status warga negara secara keseluruhan (umum), atau pada status warga negara yang penuh selepas menyelesaikan program wajib militer 2 tahun, atau pada status warga negara yang kemudian memangku jabatan sebagai boule. Yakni bahasa Yunani untuk anggota dewan atau senat.
Tersebutlah apabila akan terjadi pemungutan suara dalam organisasi boule, maka ada syarat kuorum yang mesti terpenuhi; yakni setidaknya bisa dihadiri oleh 6.000 orang anggotanya.
Jika membayangkan konsepsi kuorum dengan menggunakan prinsip modern sebagai terpenuhinya proporsi 2/3 (atau 50% plus 1) dari keseluruhan jumlah anggotanya, maka bisa diterka jika jumlah keseluruhannya berada pada angka 4000 anggota boule; suatu angka yang spektakuler untuk urusan administrasi sebuah kota kuno Yunani (polis) pada saat itu.
Inilah yang memungkinkan konsep boule sendiri mesti diselidiki hingga sejauhmana keterhubungan anggotanya dengan proporsi masyarakat kota Atena secara umum. Sepertinya, angka kuorum 6.000 orang dewan atau senat inilah yang kemungkinan menjadi dasar inspirasi dalam benak Pryce-Jones ketika mengerjakan kreasinya, euklisia rug.
Sementara itu, rug sendiri dapat diartikan sebagai kain dari bahan dasar wol (bulu domba) yang bisa digunakan sebagai selimut, mantel, atau karpet.
Ketika digunakan sebagai pakaian, maka kain rug dalam bentuk selimut (blanket) atau mantel (cloak); biasa disebut dengan kategori pakaian luar (outer garment) yang bertugas untuk menghangatkan atau melindungi tubuh dari terpaan cuaca ketika berada di luar rumah.
Dari ide dasar selembar selimut atau mantel atau yang kadang digunakan sebagai karpet (carpet) tersebut, Pryce-Jones kemudian secara kreatif melipat dan menjahitnya sebagai kantung tidur.
Dalam bentuknya yang paling mendasar, rug dapat dikomparasikan secara imajinatif dengan fungsi selembar kain panjang yang digunakan sebagai pakaian tanpa unsur jahitan dalam bentuk prosesi Haji, pakaian pendeta Budha, atau pakaian dewan atau senat pada kebudayaan Romawi dan Yunani itu sendiri.
Sehingga secara imajinasi, tampak juga korelasinya antara lembaran kain yang disebut dengan rug; dengan euklisia sendiri yang merupakan anggota dewan atau senat dengan ciri khasnya dalam menggunakan busana dari semacam rug tersebut.
Perpaduan antara kata euklisia dan rug itulah yang kemudian menjadikannya sebagai nama bagi cikal-bakal kantung tidur (sleeping bag) modern.
Euklisia rug, memiliki beberapa ciri khas antara lain: memiliki bentuk persegi panjang; berupa kantung dua lapis yang dibuat dari selembar kain yang disatukan dengan cara dilipat dan dijahit; bahan kain berasal dari anyaman benang wol yang terbuat dari bulu kambing; kantung pada bagian kepala dibuat melengkung dan secara langsung terhubung dengan kantung bagian utama tubuh; didalam kantung bagian kepala terdapat kantung bantal udara untuk menyangga kepala dan leher pada saat tidur; terdapat sleting atau yang dalam bahasa Belanda disebut dengan ritssluiting dan dalam bahasa Inggris disebut zipper untuk memudahkan penggunanya saat membuka-tutup bagian tubuh; dan juga terdapat lubang yang dibuat untuk mendongakkan wajah agar bisa leluasa dalam melihat dan menghirup udara luar.
Bentuk euklisia rug demikianlah yang dibuat oleh Pryce-Jones dalam rangka memenuhi kontrak kerjanya dengan pihak angkatan darat Kekaisaran Rusia (Rossiyskaya Imperiya).
Kontrak pembuatan euklisia rug atau yang biasa disebut dengan nama lainnya brown army blankets (selimut coklat tentara) tersebut, berjumlah 60.000 buah (pieces).
Suatu angka pemesanan yang spektakuler dengan limit kerja yang ekspres, dimana pada setiap minggunya diharuskan mampu untuk menyelesaikan hasil pembuatan euklisia rug sebanyak 6.000 buah.
Betapa mudah untuk diketahui, jika Pryce-Jones tengah bergulat dengan batas waktu pengerjaan 6.000 buah/minggu sampai akhirnya target keseluruhan pembuatan euklisia rug sebanyak 60.000 buah dapat terselesaikan dalam tenggang waktu 10 minggu.
Sepertinya, upaya kerja keras minimal dalam membuat 6.000 buah/minggu rug inilah yang secara analogi mengingatkan Pryce-Jones kepada semangat sistem persidangan dewan atau senat Yunani Kuno yang juga bergulat dengan angka 6.000 orang anggota untuk dapat menghasilkan sebuah keputusan penting dalam wacana-wacana kemasyarakatan kota Atena.
Saat terjadinya kontrak pembuatan rug itu, tengah terjadi perang antara Kekaisaran Rusia (Rossiyskaya Imperiya) yang berkoalisi dengan Rumania—dan Bulgaria di satu sisi, melawan Kekaisaran Turki Usmani (Devlet-i Alliye-i Osmaniyye) di sisi lainnya.
Pertempuran tersebut dilakukan dalam rangka memperebutkan wilayah Bulgaria yang pada waktu itu masih berada dalam kekuasaan Turki Usmani.
Perang Turki melawan Rusia tersebut berlangsung sejak 20 Juli-10 Desember 1877 M dan dikenal dengan nama Siege of Plevna.
Suatu pertempuran yang merupakan bagian dari serial panjang Russo-Turkish War antara tahun 1877-1878 M. Sayangnya, Pertempuran Plevna tersebut berlangsung jauh lebih cepat dari perkiraan; sehingga jatuhlah kota Plevna yang kini berada di wilayah Bulgaria modern tersebut pada tanggal 10 Desember 1877 oleh kemenangan Rusia-Rumania (dan Bulgaria).
Sementara itu, sisa order yang berada ditangan Pryce-Jones pada akhirnya di-cancel. Sedangkan pada tangan Pryce-Jones sendiri telah terselesaikan juga stock maratonnya sebanyak 17.000 rug yang sudah dikemas dalam suatu wadah dimana masing-masingnya berisi 50 buah (sekitar 340 pack).
Dalam posisi barang yang menumpuk tersebut, Pryce-Jones mengambil resiko kerugian dengan merancang ulang bentuk rug tersebut dan tentu saja biaya produksi tambahan yang harus dikeluarkannya.
Kemudian, bentuk bantal yang semula dibangun dengan sistem kantung udara; dirombak dan digantinya dengan sistem pengisian material antara bulu, wol, katun, atau jerami.
Dengan adanya modifikasi tersebut, diharapkan rug dapat terasa jauh lebih luas. Demikian juga proses pemadu-padanan konsep, antara tempat tidur dan selimut dalam suatu sistem gabungan telah dianggapnya menjadi suatu kenyataan.
Dengan target asal terjual dan asal tidak rugi, Pryce-Jones menciptakan gagasan memikat beraroma amal (charity). Dengan memberikan penawaran harga yang rendah, disampaikannya juga gagasan dalam benak dirinya; dimana kantung tidur tersebut dapat berguna bagi masyarakat miskin yang membutuhkan tempat tidur yang layak.
Setelah dikemas dalam suatu katalog penawaran, pada akhirnya; seluruh stock kantung tidurnya yang menumpuk tersebut habis terjual. Barang-barang tersebut kemudian berpindah tangan dari kepemilikan Pryce-Jones, kepada pihak militer Inggris yang merasa tertarik dengan barang tersebut; organisasi ekspedisi yang akan menjelajahi Australia; dan juga lembaga misionaris ke belahan Afrika—yang kemungkinan menjadi satu-satunya lembaga yang mewakili ketercapaian gagasan Pryce-Jones semula mengenai penjualan-amalnya.
Inilah riwayat singkat mengenai kantung euklisia rug yang menjadi pijakan modern mengenai apa yang mulai saat ini lebih dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama sleeping bag.
Inovasi terbaru yang secara bertahap mengalami terus penyempurnaan sleeping bag secara material, bentuk, ukuran, dan daya tahannya terhadap cuaca—yang membuatnya selain bertambah nyaman; melainkan juga tampilannya yang semakin cantik. Salam! Varman Dynasty Corp.
Sabtu, 12 April 2016
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.