كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ …
Kullukum raa’in wakullukum mas-uulun ‘an ra’iyyatihi …
Each of you is a shepherd and each of you is responsible for his flock …
Setiap kamu penggembala dan setiap kamu bertanggung jawab kepada gembalaannya …
(Nabi Muhammad SAW)
Ditafsirkan secara majasi menjadi:
Setiap kamu pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab kepada yang dipimpinnya …
Terdokumentasikan dalam Sunan Abu Dawud 2928, Sahih Bukhari 6719, Sahih Muslim 1829. Status hadits dicapai dengan muttafaqun alaihi, atau authenticity agreed upon, dalam arti derajat keasliannya disepakati oleh mereka para pakar hadits.
Raa’in ke dalam bahasa Inggris diartikan dengan kata Cattle-herder atau Shepherd, arti lugasnya tanpa masuk ke tahap majasi adalah Penggembala, Pastor atau bolehlah dikatakan secara popular Vaquero atau Cowboy atau Budak Angon atau Bocah Angon. Dalam makna majasinya, kata Penggembala ini akan dibaca menjadi Pemimpin. Karena demikianlah pada hakikatnya perumpamaan bagi seorang pemimpin. Menjaga, memeliharanya, dan melindunginya dengan baik.
Sementara kata Ra’iyyatihi yang berasal dari kata Ra’iyyat dengan huruf ujung berupa Ta marbutoh sehingga bisa dibaca Ra’iyyah, dalam bahasa Inggris diartikan Flock atau Herd yakni kumpulan atau gerombolan atau kelompok yang secara makna tertuju pada sejumlah binatang ternak berupa kambing atau domba yang berkerumun di padang rumput penggembalan.
Kata jamak dari Ra’iyya ini adalah Ra’aayaa. Ke dalam bahasa Turki kata Ra’iyyat ini kemudian berbunyi Re’aya, ke dalam bahasa Iran kemudian berbunyi Ra’yat, ke dalam bahasa Urdu (Pakistan) kemudian berbunyi Ra’iyat, ke dalam bahasa Hindi (India) kemudian berbunyi Raiyat;
dan ke dalam bahasa Melayu yang kemudian pertumbuhan bahasa Indonesia menginduk kepadanya disebut dengan kata Rakyat. Rakyat adalah kumpulan hewan ternak yang merumput di padang gembalaan, mereka tergantung hidupnya pada lapangan akar rumput (grass root) itu sendiri.
Rakyat dalam konteks selanjutnya yang dimaksudkannya adalah ummat (ummah), yang relasinya diperbandingkan dengan kata imam atau amir atau hakim atau khalifah; atau dengan demikian yang berarti pemimpin suatu struktur formal kenegaraan. Inilah ajaran seluruh para nabi dan rasul sejak dahulu kala.
Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.
Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).
“Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,
menerbangkan doa dan harapan,
atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia”.