Babak sejarah India Kuno dibuka dengan bukti catatan pada batu, dinding gua, dan tiang (Epigrafi) oleh Ashoka pada abad ke-3 SM. Ashoka berdasarkan catatan-catatan tersebut dapat diperkirakan memimpin Kerajaan Jambudvipa atau Prathivi pada tahun 268-232 SM.

Di dalam catatan-catatan tersebut, menurut ulasan para ahli terdapat nama-nama penguasa kerajaan sezaman Ashoka yang berada di sebelah Barat dari Kerajaan Jambudvipa/Prathivi.

Nama-nama raja tersebut adalah: Amtiyoge, Tulamaya, Antikine, Maka, dan Alikasudaro yang ditulis dalam bahasa Prakrit. Melalui daftar nama tersebut, para ahli tidak mengalami kesulitan untuk dapat melacaknya secara ilmiah.

Amtiyoge adalah bahasa Prakrit untuk menyebut Antiokhos II Theos sebagai penguasa Kerajaan Seleukos yang berbasis di Suriah. Antiokhos II Theos berkuasa sekitar tahun 286-246 SM. Ayahnya adalah Antiokhos I Soter yang merupakan pendiri Kerajaan Seleukos dan berkuasa di sana sejak tahun 262-261 SM. Semula, Kerajaan Seleukos adalah salah-satu kegubernuran (Ksatrap) yang dipimpin oleh seorang Jenderal dalam hal ini Antiokhos I Soter pada masa Alexandros ho Magos (Inggris: Alexander the Great) membangun imperium Makedonia Helenistik-nya.

Tulamaya adalah bahasa Prakrit untuk menyebut Ptolomaios II Philadelphos sebagai penguasa Kerajaan Ptolomaios (Inggris: Ptolomy) yang berbasis di Mesir. Ayah dari Ptolomaios II Philadelpos adalah Ptolomaios I Soter yang merupakan pendiri Kerajaan Ptolomaios. Sebagaimana Antiokhos I Soter, Ptolomaios I Soter juga merupakan salah-satu Jenderal pada masa Alexandros ho Magos yang menduduki kegubernuran (Ksatrap) di Mesir.

Antikine adalah bahasa Prakrit untuk menyebutkan Antigonos II Gonates sebagai penguasa Kerajaan Makedonia pada tahun 277-274 SM. Ayahnya bernama Demetrios I Poliorketes yang berkuasa di Makedonia pada tahun 294-288 SM. Sementara itu, ayah dari Demetrios I Poliorketes adalah
Antigonos I Monophthalmos yang merupakan salah-satu Jenderal di Makedonia yang mengabdi pada Raja Pilipos II (Inggris: Philip) dan kemudian kepada anaknya Alexandros ho Magos. Sepeninggal Alexandros ho Magos, Antigonos I Monophthalmos menyatakan diri sebagai penguasa Makedonia, dan menjadikannya pendiri Wangsa Antigonos Makedonia yang pertama. Sementara ayah Antigonos I Monophthalmos adalah Pilipos dari Elimiotis (kawasan dataran tinggi Makedonia). Di bawah Alexander ho Magos, Pilipos dari Elimiotis pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal (Ksatrap) untuk wilayah Indus (India). Dalam suatu konspirasi di tubuh kemiliterannya, Pilipos terbunuh di India pada saat Alexandros tengah dalam perjalanan untuk meninggalkan daerah penaklukan India.

Maka adalah bahasa Prakrit untuk menyebut Magas yang merupakan penguasa Kerajaan Kirenaios (Libya) pada tahun 276-250 SM. Ayah Magas adalah Pilipos dari Elimiotis. Sehingga Magas dan Antigonos I Monophthalmos yang mendirikan Wangsa Antigonos Makedonia adalah adik-kakak. Selepas kematian ayahnya, Pilipos dari Elimiotis; Berenice I, pergi menuju Mesir untuk tinggal bersama sepupu dari garis ibunya; Euridice yang merupakan isteri dari Ptolomaios I Soter. Di Mesir, Berenice I kemudian dinikahi juga oleh Ptomaios I Soter dan yang melahirkan Wangsa Ptolomaios selanjutnya. Untuk menghormati Pilipos dari Elimiotis, Ptolomaios I Soter menghadiahi Magas wilayah Kirenaios. Kemudian hari kegubernuran (ksatrap) Kirenaios yang berada di bawah Kerajaan Ptolomaios memerdekakan diri sebagai Kerajaan Kirenaios.

Alikasudaro adalah bahasa Prakrit untuk menyebut Alexandros dari Apeiros (kawasan Balkan) pada tahun 272-242 SM. Ayah Alexandros dari Apeiros adalah Pirrhos yang merupakan gubernur jenderal Makedonia di wilayah Apeiros (Inggris: Epyrus) pada masa Alexandro ho Magos. Ayah Pirrhos sendiri bernama Aeacides dan ibunya bernama Phtia yang merupakan sepupu dari Alexandros ho Magos melalui garis silsilah ibunya, Olimpias.

Ada sedikit pertanyaan mendasar melalui pemaparan nama-nama yang dihasilkan dalam catatan-catatan Ashoka tersebut, sebagaimana yang juga diutarakan boleh beberapa analis sejarah lainnya: Apa yang membuat Diodotus II Theos yang merupakan penguasa Kerajaan Bactria pada tahun 235-225 M tidak disebutkan? Padahal, jauh sebelum menuju ke belahan Barat lainnya; Kerajaan Bactria adalah yang terdekat jika pusat Kerajaan Jambudvipa/Prathivi itu sendiri di Bihar (India).

Diodotus II Theos dari Bactria (Afghanistan, Tajikistan, dan Uzbekistan; Asia Tengah dan Asia Selatan) adalah putra dari Diodotus I Soter yang merupakan gubernur jenderal (ksatrap) Bactria pada tahun 285-235 SM dari Kerajaan Seleukos pada masa Antiokhos I Soter. Setelah memerdekakan diri dari Antiokhos I Soter dengan bantuan Kerajaan Phartia (Iranian) yang juga berhasil memerdekakan diri, Diodotus I Soter menjadi pendiri dan penguasa Kerajaan Bactria pada tahun 255-235 SM. Baik Antiokhos I Soter yang menjadi penguasa Seleukos maupun Diodotus I Soter penguasa Bactria adalah sama-sama Jenderal penaklukan pada masa Alexandros ho Magos berkuasa yakni pada tahun 336-323 M.

Sebagian ahli sejarah kuno dan analis amatir melakukan spekulasi ilmiah yang wajar, apakah mungkin Ashoka Vardhana dari India itu sendiri adalah Diodotus II Theos dari Bachtria? Karena secara umum, masa hidup mereka pada waktu yang secara kasar dapat diduga bersamaan. Jika Diodotus II Theos hanya menghasilkan artefak berupa koin-koin uang tanpa menghasilkan catatan-catatan keras, maka Ashoka menghasilkan catatan-catatan keras yang spektakular hingga mencapai 23 prasasti; namun suatu hal yang mengherankan tanpa menghasilkan koin-koin uang monumental satu pun. Dimana catatan-catatan Ashoka berhenti, di sana pula berita-berita yang bersifat korespondensif terhadap Diodotus II Theos itu juga berhenti.

Pertanyaan dan jawaban yang bersifat spekulatif tersebut tidak dalam kapasitas menyuguhkan suatu kepastian, melainkan hanya merupakan suatu upaya elaborasi yang merintis ke arah kepastian-kepastian ilmiah sejarah yang lebih meyakinkan lagi; dimana jawabannya bisa saja berlainan dari sekedar suguhan mapan dan maupun suguhan alternatifnya tersebut.

(Koin Numismatik: Antokhos II Theos Seleukos, Ptolomaios II Philadelphos Mesir, Antigonos II Gonatas Makedonia, Alexandros Apeiros, dan Diodotus II Theos Bactria). Gelar Taufiq Kusumawardhana

ditulis oleh

Gelar Taufiq Kusumawardhana

Penulis merupakan ketua Yayasan Buana Varman Semesta (BVS). Adapun Yayasan Buana Varman Semesta (BVS) itu sendiri, memiliki ruang lingkup perhatian yang diwujudkan dalam tiga bidang, yakni: (1) pendidikan (Department of Education) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama The Varman Institute – Pusat Kajian Sunda (2) Ekonomi (Department of Economy) dan (3) Geografi (Department of Geography) dengan unit kerja utamanya yang diberi nama PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Pada saat ini penulis tinggal di Perumahan Pangauban Silih Asih Blok R No. 37 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat (merangkap sebagai kantor BVS).

"Menulis untuk ilmu dan kebahagiaan,

menerbangkan doa dan harapan,

atas hadirnya kejayaan umat Islam dan bangsa Indonesia".